Pagelaran Semalam Suntuk di UMP, Wayang Kulit Sebagai Media Dakwah
--
PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Banyumas, Jawa Tengah sukses adakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang sekaligus Dekan Fakultas Hukum UMP Dr KI H Soediro SH LL M.
Pagelaran tersebut mengangkat lakon Semar Mbangun Kahyangan dan lawak Ciblek di Lapangan Mas Mansoer Kampus I Ahmad Dahlan UMP, Sabtu (20/8/2022) malam.
Acara dihadiri langsung oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Dr KH Tafsir MAg, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyumas Dr Ibnu Hasan, Ketua Pimpinan Daerah Aisiyah (PDA) Banyumas, Dr Zakiyah, dan Rektor UMP Dr Jebul Suroso beserta jajarannya.
Dalam sambutannya, Ketua PWM Dr KH Tafsir MAg memberikan apresiasi tinggi atas gelaran wayang kulit tersebut.
Menurutnya, Muhammadiyah sekalipun ormas Islam kembali ke Al Qur’an dan As Sunnah, tapi Muhammadiyah tidak mengharamkan wayang.
“Wayang adalah media dakwah. Sehingga pasti Ki Soediro akan menampilkan nilai-nilai dakwah didalam lakonnya itu. Bagaimana memasukan nilai-nilai Islam itu sangat tergantung pada dalangnya. Itulah maka, wayang adalah media dakwah,” jelas Tafsir.
Dijelaskan Tafsir, dalam pegelaran wayang ada tempat seseorang kumpul, tetapi tidak sekedear kumpul. Disana ada dalang. Sehingga tidak sekedar cerita tetapi ada piwulang yang banyak bisa diambil nilai-nilai di dalamnya.
“Bisa jadi wayang tidak sekedar kesenian, tetapi sebuah karya intelektual yang melampaui batas kemampuan akal. Saya tidak yakin kalau ini hanya murni akal manusia, Bisa jadi wayang adalah kitab suci pada zamannya. Sekarang mungkin dongeng, tetapi pada zamannya adalah kitab suci,” katanya.
Menurut Tafsir, semua misi nabi dan kersosulan itu satu, yakni menegakan moral. Nah wayang isinya tentang moral. Ada titik temu risalah disana, maka itulah meskipun Muhammadiyah kembali ke Al Quran dan As Sunah, tetapi Muhammadiyah apresiasi kepada seni budaya, dan seni budaya sebagai alat dakwah.
“Muhammadiyah punya dokumen resmi, hubungan Muhammadiyah dengan seni budaya. Muhammadiyah punya landasan idiologi budaya namanya dakwah kultural Muhammadiyah. Muhammadiyah punya buku Namanya seni budaya Islam, dan yang ketiga Muhammadiyah punya dokumen resmi namanya pedoman Islami warga Muhammadiyah, di bab bagian akhir tersebut bicara tentang bagaimana warga Muhammadiyah berseni budaya,” jelasnya.
Sementara itu Rektor UMP Dr Jebul Suroso mengucapkan selama datang di UMP untuk menikmati wayangan semalam suntuk bersama dalang kondang Ki Soediro. Sekaligus Dekan Fakultas Hukum yang juga ketua Pedalangan Indonesia Banyumas.
“Mudah-mudahan moment pada kesempatan kali ini membuat wayang semakin menusantara, semakin sering ditanggap. UMP Insya Allah mulai tahun ini, dan setiap tahun kita bisa nanggap wayang. Kita syukuran, dan Alhamdulillah syukuran kali ini dihadiri langsung oleh ketua PWM Jawa Tengah Kiyai Tafsir,” jelasnya.
Lebih lanjut Rektor mengatakan, tidak hanya konser anak muda, namun pengajian dan seluruh jenis kebudayaan bisa tampil di UMP. Hari ini akan tampilkan bagaimana pagelaran wayang yang sarat dengan nilai-nilai luhur yang baik tidak ada pornografi namun memiliki muatan muatan luhur akademisi.
“UMP bersyukur hari ini Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah meresmikan tiga tempat, yaitu peresmian gedung perkuliahaan Prof. Baedewi, peresmian penamaan gedung Djarwoto Aminoto (Gedung J), peresmian penamaan Aula Syamsuhadi Irsyad, dan peresmian Masjid AT TAJDID yang disebut-sebut sebagai masjid termegah di Purwokerto,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: