Mengenal Budi Handoko, Pemilik Toko Emas Djanoko di Pasar Wage Purwokerto, Buka Sejak 1952, Tetap Eksis Hingga

Mengenal Budi Handoko, Pemilik Toko Emas Djanoko di Pasar Wage Purwokerto, Buka Sejak 1952, Tetap Eksis Hingga

IKONIK : Budi Handoko foto dengan patung Djanoko yang tetap dipertahankan hingga saat ini. -Foto Aam Juni R/Radar Banyumas -

Namanya Toko Emas Djanoko. Lokasinya ada di sudut Pasar Wage, Kauman Lama, Purwokerto Lor, Kecamatan Purwokerto Timur. Buka pertama kali tahun 1952. Sampai sekarang masih buka. Meski sudah ada sedikit renovasi, bangunannya masih kokoh. Khas bangunan zaman Belanda. Yang paling ikonik tetap dipertahankan. Patung Djanoko

AAM JUNI, Purwokerto

Budi Handoko (65), pemilik toko emas Djanoko berbagi 'resep' bagaimana toko emasnya bertahan lebih dari setengah abad. Jujur. Juga jangan serakah ambil untung.

"Harus jujur kepada pelanggan," kata dia. 

Sambil mengenang, Budi bercerita. Kawasan Pasar Wage sampai Pasar Pon dulunya dijejali puluhan toko emas.

Kebanyakan saat ini sudah gulung tikar, atau beralih peruntungan lain. 

"Yang sudah tutup ada toko emas Kebumen, Enggal, Indah, Engseng, Kidang, Mustika, Panthes, Permadi, Putri, Menjangan, Prayogi. Banyak yang tutup karena terlalu ambil untung banyak jadi banyak dikecewakan," ujarnya. 

Penamaan toko emas, katanya, zaman dulu hampir seragam.

Khususnya di daerah Jawa Tengah, banyak menggunakan nama tokoh pewayangan.

Namun, mulai tahun 90-an kesini nama pewayangan sudah mulai ditinggalkan sebagai nama toko emas. 

"Zaman dulu orang seneng sama wayang, jadi nama toko emas banyak tokoh wayang kaya Djanoko, Srikandi, Bima," ucapnya. 

Toko Emas Djanoko, tuturnya, adalah bisnis keluarga. Yang kali pertama mengelola adalah ayah mertuanya.

Pun dengan toko emas lainnya.

Karena dahulu orang tua mendidik anaknya agar bisa berdagang, lalu meneruskan bisnis rintisan keluarga.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: