Alat EWS Banyak yang Rusak, Nusakambangan Tak Mampu Lindungi Cilacap Dari Tsunami
Pulau Nusakambangan terletak di selatan Pulau Jawa atau berselebahan dengan Cilacap.-RAYKA/RADARMAS-
RADARBANYUMAS, CILACAP - Peristiwa tsunami pernah menerjang wilayah CILACAP dan sekitarnya pada tahun 2006 lalu.
Kawasan Pantai Widarapayung Kecamatan Binangun Cilacap hingga Kebumen merupakan wilayah terparah. Ratusan orang meninggal akibat tsunami.
Bahkan, kini Cilacap masih dibayang-bayangi potensi ancaman gempa megathrust dengan magnitudo 8,7 SR.
Untuk mengantisipasi hal itu, sebanyak 22 Early Warning System (EWS) telah terpasang di sepanjang di wilayah Cilacap.
Tiap bulan juga dilakukan pengetesan untuk mengetahui kondisi alat tersebut. Namun, akibat rusak terkena korosi uap air laut hanya 15 yang berfungsi dengan baik.
Alat tersebut juga memiliki kelemahan, karena menggunakan daya listrik dari PLN. Apabila terjadi gempa bumi maka aliran listrik akan padam, sehingga alat EWS tidak berfungsi.
"Ada tiga EWS dari BMKG yang dari panel surya. Kalaupun nantinya ada bantuan EWS saya harapkan yang dari panel surya. Karena kalau bukan maka sama saja, kalau terjadi gempa listrik padam maka tidak berfungsi," ujar Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Wijonardi.
Melihat panjangnya pantai di Cilacap, idelanya ada sekitar 75 EWS yang harus terpasang di Cilacap.
Pihaknya pun berharap, keterlibatan semua pihak termasuk badan usaha untuk membantu menambah alat sistem peringatan dini.
Dengan tambahan alat ini, maka akan mengurangi keterangantungan terhadap fungsi Nusakambangan untuk hadang tsunami.
Apalagi, Nusakambangan tidak mampu hadang jika terjadi tsunami, jika pusat gempa berada di sisi timur Cilacap.
"Jangan menganggap Nusakambangan masih bisa melindungi. Kalau gempa di Selatan Pangandaran kita masih sebagian terlindungi. Tapi saat ini sudah ada trend pusat gempa bergeser ke arah timur. Bukan lagi di barat Nusakambangan," kata Wijonardi. (ray)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: