Simpang Lima Semarang Underground Dibangun Tahun Depan

Simpang Lima Semarang Underground Dibangun Tahun Depan

Maket Simpang Lima Underground yang rencananya akan dibangun tahun depan. (Istimewa) Semarang – Rencana pembangunan Simpang Lima Underground yang pernah diwacanakan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bakal terealisasi. Proyek tersebut masuk dalam proyek strategis nasional (PSN), yang artinya mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat. Plt Kepala Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Semarang M Irwansyah menjelaskan, jika pembangunan diperkirakan akan dimulai 2023 mendatang, dengan catatan Covid-19 sudah berlalu, sehingga infrastruktur yang tertinggal bisa dikejar. “Rencananya pembangunan fisik akan dimulai 2023 mendatang. Asalkan perekonomian dan pertumbuhan ekonomi oke, nanti bisa mengejar infrastruktur yang banyak tertinggal,” katanya kepada Jawa Pos Radar Semarang. Irwansyah memaparkan, pembangunan Simpang Lima Underground menjadi proyek strategis nasional. Kemungkinan besar, terkait pendanaan bisa melalui skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) atau APBD hingga tingkat dua. “Di pusat skemanya KPBU. Kemungkinan APBD, APBD tingkat dua, atau KPBU,” jelasnya. Proses tersebut, kata dia, terus berjalan. Namun belum ada proses lelang. Pemkot, lanjutnya, juga masih membuka peluang bagi investor yang tertarik untuk turut serta menginvestasikan uangnya untuk membangun Simpang Lima Underground. “Mungkin kalau ada swasta yang tertarik, kami juga welcome. Mudah-mudahan ada investor yang tertarik supaya APBD bisa buat bangun yang lain,” ujarnya. Pemkot, kata dia, mulai mempraktikkan rencana pembangunan ini di ruang Spatial Holistic Integrated Environment and Land Division (SHIELD) atau integrasi holistik spasial lingkungan pertanahan yang belum lama ini diluncurkan. Baca juga: Terduga Teroris Ditangkap Usai Salat Subuh di Kendal dan Semarang . “Tujuan pembangunan Simpang Lima Underground ini untuk menyelesaikan masalah kekumuhan di area Simpang Lima dan mengatasi persoalan kemacetan,” tuturnya. Irwansyah menjelaskan, konsep pembangunan yang dilakukan adalah membangun tiga lantai ke bawah tanah. Sementara area atas sebagai hutan kota, lalu bangunan di sekitarnya diwajibkan mengusung konsep green building. “Kita akan buat underpass, kendaraan yang lewat di atas akan dibatasi karena nantinya dilewatkan ke underpass,” tambahnya. Ia mencontohkan, Jalan Pandanaran dan Ahmad Yani akan berada di layer minus satu. Pahlawan dan Gajah Mada masuk ke layer minus dua. Sedangkan, layer minus tiga untuk parkir. “Nanti di sana juga akan kita kombinasikan untuk pemanfaatan ruang perdagangan dan jasa. Jadi, PKL kami turunkan minus satu lantai. Jadi, di luar bersih, konsepnya hijau,”katanya. Seperti pernah diberitakan Jawa Pos Radar Semarang, megaproyek Simpang Lima berkonsep underground terus dimatangkan oleh Pemkot Semarang. Megaproyek ini bertujuan untuk mengurai kemacetan di titik ‘berlian’ Kota Semarang yang merupakan pertemuan Jalan Pandanaran, Jalan Pahlawan, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajahmada, dan Jalan KH Ahmad Dahlan.Di bawah Lapangan Pancasila Simpang Lima, nantinya akan dibangun empat lantai. Basement 1 seluas 23.603 m2 persis di bawah Lapangan Simpang Lima akan dibangun jalan underpass yang menghubungkan Jalan Pandanaran dan Jalan Ahmad Yani. Di lantai ini juga dibangun area komersial, parkir struktur, drop off area, sirkulasi kendaraan dan orang dan ramp ke basement 2, yang salah satunya menuju jalan underpass menghubungkan Jalan Gajahmada dan Jalan Pahlawan di basement 2. Untuk basement 2 seluas 23.603 m2, selain terdapat jalan underpass menghubungkan Jalan Gajahmada-Jalan Pahlawan, juga terdapat ramp naik ke basement 1, serta ramp turun ke basement 3. Juga terdapat drop off area, parkir struktur, serta sirkulasi kendaraan dan orang. Sedangkan untuk basement 3 seluas 23.603 m2 terdapat ramp naik ke basement 2, area komersil, parkir struktur, serta sirkulasi kendaraan dan orang. Di bawah basement 3, akan dibangun tempat penampungan air atau ground tank. Simpang Lima Underground juga dilengkapi drainase berupa ground tank basement 3 akan menampung air drainase dari kawasan underground kawasan Simpang Lima. Air ini dapat dipergunakan untuk penyiraman vegetasi di sekitar. Apabila air drainase terlalu banyak, maka dipersiapkan pompa buang dengan kapasitas 2 x 100 kW untuk dibuang pada saluran buang terdekat. Pompa didesain dengan dua unit pompa, di mana satu running dan secara bergantian atau running bersamaan. Pompa ini juga dipersiapkan sebagai pompa air buang apabila terjadi luapan air hujan yang masuk ke kawasan underground. Hal ini sekaligus untuk menepis adanya kekhawatiran nantinya kawasan underground Simpang Lima berpotensi tergenang air jika terjadi hujan. Irwansyah beberapa waktu silam mengatakan, terkait rencana pembangunan megaproyek Simpang Lima Underground ini merupakan solusi menangani persoalan kemacetan lalu-lintas kota. https://radarbanyumas.co.id/akses-serang-belik-segera-dibenahi-butuh-anggaran-rp-32-miliar-muncul-di-musrenbang-jateng/ Selain itu, menjadi pusat perbelanjaan yang diharapkan mampu mendongkrak perputaran ekonomi. Nantinya pusat perbelanjaan bawah tanah dan Simpang Lima Underground memiliki empat bagian. Tiga di antaranya adalah basement sedalam 13 meter dalam underpass Simpang Lima, yaitu untuk ruang PKL, parkir, dan pusat pertokoan. Di bagian atas Simpang Lima terdapat Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk publik. Sedangkan di kedalaman 9 meter terdapat basement 2 yang merupakan jalur underpass dari Jalan Pahlawan menuju ke Jalan Gajahmada. Sementara di basement 1 merupakan jalur underpass dari Jalan Pandanaran, dengan titik di Toko Merbabu menuju ke Jalan Ahmad Yani dengan titik di Kantor RRI Semarang. (den/aro/radarsemarang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: