Pasca Kecelakaan, Kunjungan Wisata Mangunan Turun Hingga 13.534 Wisatawan

Pasca Kecelakaan, Kunjungan Wisata Mangunan Turun Hingga 13.534 Wisatawan

JOGJA – Setelah peristiwa kecelakaan maut di Jalan Imogiri-Dlingo, Dusun Kedung Buweng, Wukirsari, Imogiri atau tepatnya di Bukit Bego, kunjungan wisata di Mangunan menurun 39,65 persen. Akibat terdampak pembatalan kunjungan yang dilakukan oleh wisatawan. Ketua Pengelola Kawasan Wisata Mangunan Purwo Harsono menjelaskan, Mangunan dikunjungi 34.137 wisatawan. Jumlah tersebut adalah akumulasi pengunjung di minggu pertama Februari atau sebelum laka di Bukit Bego. Sementara pada minggu ini, jumlah kunjungan hanya 20.603 wisatawan. “Turun sebanyak 13.534 wisatawan dengan persentase sekitar 39 persen,” papar Ipung, sapaan akrabnya pada Radar Jogja Minggu (13/2). Namun secara rinci, Ipung membeberkan, menurunnya jumlah kunjungan paling banyak terjadi pada wisatawan yang menggunakan kendaraan sepeda motor. Persentasenya mencapai 42 persen dengan jumlah penurunan sekitar 1.600 wisatawan. Disusul kemudian pengunjung yang menggunakan kendaraan mobil pribadi, turun 37 persen. Setelah itu, kunjungan minibus yang turun sekitar 35 persen. “Terakhir, baru bus yang penurunannya 34 persen,” sebutnya. Kendati begitu, ratusan bus masih mengantar wisatawan berkunjung ke Mangunan. Minggu ini, tercatat sebanyak 317 bus yang masuk Mangunan. Di mana pada minggu sebelumnya, jumlah yang masuk mencapai 481 bus. “Nggak dilarang, masih boleh naik lewat Imogiri tapi nanti turunnya lewat Patuk, Gunungkidul,” jelasnya. Diungkap, sebanyak 26 bus membatalkan kunjungan. Di mana lima bus membatalkan kunjungan ke Puncak Becici. Sementara tujuh bus membatalkan kunjungan ke Kebun Buah Mangunan. Paling banyak, 14 bus membatalkan kunjungan ke objek wisata Seribu Batu. “Pengaruh, terimbas info kecelakaan kemarin,” sesalnya. Guna menghindari kejadian serupa, pengelola bersama Dinas Perhubungan (Dishub) dan Polres Bantul melakukan sosialisasi pada pengemudi bus. Seperti menjelaskan rute yang boleh dilalui. Selain itu, juga dibagikan stiker agar pengemudi bus menurunkan gigi kendaraan saat jalanan menurun. “Sekarang kalau wisatawan mau ke Parangtritis, harus memutar lewat Patuk terus Ketandan, begitu anjurannya,” jabarnya. Sebelumnya, Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengaku telah berkoordinasi dengan empat lembaga. Terdiri dari Polres Bantul, Jasa Raharja, Dinas Perhubungan, dan Dinas Pekerjaan Umum. Guna mencegah kecelakaan bus terjadi lagi di jalan Imogiri-Dlingo. Diputuskan, bus tidak diperkenankan melintas jalanan dengan kontur menanjak dan menikung tersebut pada akhir pekan. “Kami larang dulu, Sabtu-Minggu,” tegasnya. Alasan dilarangnya bus melintas jalan Imogiri-Dlingo saat akhir pekan, dikarenakan kepadatan jalan yang tinggi dan ditambah jalur ekstrem. Sehingga tingkat kerawanan terjadinya kecelakaan semakin tinggi. https://radarbanyumas.co.id/khusus-sabtu-minggu-bus-akhirnya-dilarang-lewat-jalan-imogiri-dlingo-cegah-kecelakaan-karena-jalur-ekstrem/ “Sementara ini, silakan melewati jalan Patuk, Gunungkidul. Itu lebih layak jalanannya,” sebutnya. Ihsan mengaku, belum ada keputusan resmi dari Gubernur DIJ dan Bupati Bantul terkait pelarangan bus melintas di jalan Imogiri-Dlingo. Untuk itu, Polres Bantul akan memberikan rekomendasi pembuatan keputusan. “Dalam kesempatan ini kami mengimbau kendaraan besar tidak melintas di wilayah tersebut,” ucapnya. Ihsan pun mengimbau, agar masyarakat yang melintas atau yang hendak berwisata di Bantul untuk memastikan kelayakan. Dapat dilakukan dengan melakukan pengecekan kondisi kendaraan dan pengemudinya. “Jadi siap kendaraan, siap orangnya. Ini sangat menentukan yang terjadi di jalan,” tandasnya. (fat/eno)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: