Kabupaten Tegal Kehilangan Rp 2 Miliar dari Pariwisata Air Panas Guci

Kabupaten Tegal Kehilangan Rp 2 Miliar dari Pariwisata Air Panas Guci

JAGA GUCI - Kepala UPTD Pariwisata Guci Achmad Abdul Khasib saat berjaga di depan loket tiket Guci, kemarin. (YERI NOVELI/RADAR SLAWI) PAD Guci Hilang Rp2 Miliar SLAWI - ‎Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci, Bumijawa tidak beroperasi sejak 16 Maret 2020. Hingga kini, obyek wisata andalan Kabupaten Tegal itu belum dibuka. Selama penutupan, potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang hilang di tempat wisata itu mencapai Rp2 miliar. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Guci Achmad Abdul Khasib mengatakan, penutupan Guci selama hampir tiga bulan dipastikan membuat pemasukan untuk PAD tahun ini menurun. "Kalau ditotal sekitar tiga bulan, potensi pemasukan untuk PAD yang hilang sekitar Rp2 miliar," katanya, kemarin. Menurut Khasib, potensi PAD yang hilang tersebut berasal dari pemasukan retribusi masuk Guci yang rata-rata mencapai Rp475 juta perbulan dan pemasukan dari retribusi parkir sebesar Rp260 juta perbulan. "Pedagang yang biasanya berjualan di kawasan Guci juga kehilangan pendapatan selama tiga bulan tutup‎. Jumlah pedagang yang terdata 1.099 pedagang. Mereka hampir tiap hari meminta agar Guci kembali dibuka," ungkap Khasib. ‎Selama ini pemasukan dari obyek wisata Guci menjadi salah satu penyumbang terbesar untuk PAD Kabupaten Tegal. Pada tahun ini saja, PAD dari obyek wisata yang berlokasi di Kecamatan Bumijawa itu ditargetkan sebesar Rp7,6 miliar. "Dari target PAD yang ditetapkan itu, sejak 1 Januari sampai 16 Maret realisasi retribusi baru masuk sebesar 14 persen dan dari parkir 21 persen," ujarnya. Khasib mengungkapkan, ‎berdasarkan hasil rapat pengelola dengan pelaku usaha dan pihak-pihak terkait, obyek wisata Guci rencananya akan dibuka kembali pada 1 Juli 2020. Namun rencana itu masih menunggu persetujuan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal. "‎Harapan kami awal Juli sudah dibuka kembali. Tapi yang memutuskan adalah Gugus Tugas dan bupati karena pembukaan sektor pariwisata harus atas rekomendasi dari Gugus Tugas. Jadi ini baru sebatas rencana. Masih menunggu persetujuan," tandasnya. (yer/gun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: