Yang Istimewa Tak Selamanya Hadir

Yang Istimewa Tak Selamanya Hadir

Oleh Atika Maulida (Kader Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah Sabit UMP) kebanyakan hal istimewa itu datang hanya pada saat saat tertentu. Bahkan kadang, untuk mencapai hal istimewa itu, kita harus berusaha luar biasa untuk mendapatkannya. Karena yang istimewa adalah hal yang terbaik untuk kita syukuri kehadirannya. Begitupun pada kesempatan kali ini. Kita diberi hal istimewa yang semua orang mendapatkannya, tapi belum tentu semua orang menyadari bahwa saat ini adalah saat saat yang istimewa. Yang istimewa kali ini adalah bulan Ramadhan, siapa yang tidak senang maupun bahagia dengan hadirnya bulan Ramadhan ini? Semua umati slam di seluruh dunia pun akan berbahagia menyambutnya. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan yang dipilih sebagai bulan untuk berpuasa dan juga diturunkanya Alqur’an. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman, “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulanitu.” (QS. Al Baqarah: 185) Ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan, ”(Dalamayatini) Allah Ta’ala memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an dari bulanbulanlainnya. Dan di bulan Ramadhan inilah salah satu waktu dikabulkannya do’a, Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan” “Apabila Ramadhan tiba pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setanpun dibelenggu” Sebagaimana Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan “Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulanbulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketikaitu.” Disamping keistimewaan-keistimewaan tersebut kita tidak boleh melakukan segala macam maksiat seperti berkata kotor, laghwu (perkataan yang sia-sia dan tidakberfaedah) dan Rofats (istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita atau dapat pula bermakna kata-kata kotor). Dan ada orang-orang yang masih pelit dengan harta yang ia punya, padahal bulan Ramadhan ini adalah waktu terbaik untuk berderma. Ada yang berpuasa tetapi tidak shalat, maka puasanya tidaklah diterima SyaikhIbnu ‘Utsaiminrahimahullah melanjutkan, “Kami katakan, ‘Shalatlah kemudian tunaikanlah puasa.’Adapun jika engkau puasa namun tidak shalat, amalan puasamu akan tertolak karena orang kafir (sebabmeninggalkanshalat) tidak diterima ibadah darinya. ”Dan adapula orang-orang yang melaksanakan shalat namun shalatnya ringkas atau tergesa-gesa dan tidak tuma’ninah ketika membaca surat, ruku dan sujudnya. Maka, istimewakanlah bulan yang penuh istimewa ini dengana malan-amalan yang berbuah pahala dan kebaikan agar ibadah yang kita lakukan tidak menjadisia-sia.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: