Redakan Ketegangan, Petinggi Eropa Berdatangan ke Ukraina
REDAKAN KETEGANGAN: Prajurit Angkatan Militer Ukraina berdiri di depan deretan tank Angkatan Bersenjata Ukraina, yang diparkir di pangkalan di dekat Desa Klugino-Bashkirivka, wilayah Kharkiv, Senin (31/1).(AFP) UKRAINA - Perdana Menteri Italia Mario Draghi menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin, Selasa (1/2). Permintaannya satu. Yaitu, untuk meredakan ketegangan di perbatasan Ukraina. Draghi mengingatkan kembali konsekuensi serius yang harus dihadapi jika situasi terus memburuk. Semua pihak memang tengah berupaya agar perang tidak pecah. Baik dalam skala kecil seperti 2014 lalu maupun invasi besar-besaran. Namun, sejauh ini belum ada titik temu. Dalam dialog di Dewan Keamanan (DK) PBB, Senin (31/1), Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya dan Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas-Greenfield justru saling tuding. Thomas-Greenfield menyatakan bahwa mobilisasi pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina adalah yang terbesar di Eropa dalam beberapa dekade terakhir. Dia memperingatkan, situasinya saat ini mendesak dan berbahaya. Di lain pihak, Nebenzya menuding AS dan sekutu-sekutunya telah menimbulkan ketegangan dan mengobarkan histeria. Campur tangan mereka dalam urusan Rusia tidak bisa diterima. “Diskusi tentang ancaman perang itu sendiri sudah provokatif. Anda hampir menyerukannya dan ingin itu terjadi,” tuding Nebenzya. Usaha untuk diplomasi masih berjalan. Kemarin Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Belum diungkapkan hasil dari pembicaraan tersebut. Pihak Washington menyatakan telah menerima tanggapan dari Moskow atas surat yang mereka kirimkan pekan lalu. Surat AS secara resmi menguraikan area-area di mana pemerintahan Presiden Joe Biden yakin kedua negara dapat menemukan titik temu. Salah satu pejabat AS menyatakan, isi surat Rusia tidak akan diungkap dan mereka tidak akan bernegosiasi di depan umum. Di lain pihak, kantor berita Rusia RIA melaporkan bahwa Kremlin hanya mengirimkan pertanyaan ke AS, bukan tanggapan. Sementara itu, beberapa petinggi negara Eropa kemarin terbang ke Kiev, Ukraina, untuk membahas situasi terkini. Beberapa di antaranya adalah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, PM Polandia Mateusz Morawiecki dan PM Belanda Mark Rutte. https://radarbanyumas.co.id/rusia-ukraina-diambang-perang-ini-persiapan-as/ Morawiecki menyatakan, mereka akan membantu suplai minyak dan persenjataan jika invasi Rusia benar terjadi. Mereka akan mengirimkan puluhan ribu amunisi artileri, mortar, drone, dan peralatan pertahanan diri lainnya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji dukungan negara-negara Barat ke Kiev. “Dukungan ke Ukraina ini adalah yang terbesar sejak 2014,” ujarnya pada para anggota parlemen. Delapan tahun lalu ketika Rusia mengambil alih Krimea, dukungan negara Barat tidak semasif saat ini. (sha/c13/bay/jpg/jawapos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: