Sosok Baru di Balik Sukses Vinales

Sosok Baru di Balik Sukses Vinales

BERDIALOG: Kepala kru tim Yamaha, Esteban Garcia berbincang dengan pembalap mereka, Maverick Vinales.ISTIMEWA LESMO - Direktur tim Yamaha Lin Jarvis mengakui ada beberapa faktor yang mendukung peningkatan performa Maverick Vinales dalam beberapa seri terakhir. Faktor yang dimaksud Jarvis adalah hadirnya kepala kru baru dalam tim Yamaha. Yamaha memang memutuskan untuk mengganti Ramon Forcada sebelumnya menjadi kepala kru Vinales. Kini, mereka merekrut kepala kru baru yang usianya tidak terpaut jauh dengan sang pebalap yakni Esteban Garcia. Keputusan ini ternyata membuahkan hasil positif. Tidak selang lama dari pergantian kepala kru ini, performa Vinales langsung mengalami peningkatan yang cukup pesat. Pembalap yang akrab dengan julukan Top Gun tersebut mampu meraih kemenangan di GP Belanda dan meraih satu podium lagi di paruh pertama musim ini. Hasil itu lantas menunjukkan betapa besar pengaruh yang dibawa oleh kepala kru baru dalam tim Yamaha. "Kepala kru baru jelas memiliki efek positif kepada Maverick (Vinales). Tentu saja, Ramon Forcada memiliki banyak pengetahuan, baik di bidang teknis yang luar biasa serta pengalaman lain. Tetapi kelemahan Ramon adalah komunikasi pribadi. Selain itu, ia hampir 40 tahun lebih tua dari Maverick. Jadi ada konflik generasi yang sangat besar dan perbedaan usia," tutur Jarvis di GPOne. Menurut Jarvis, Esteban Garcia memiliki pendekatan yang berbeda dengan pembalap. Pendekatan yang dilakukan dinilai lebih manusiawi. Kedatangannya di tim tentu saja terbukti menjadi keuntungan bagi Maverick. "Kami telah menemukan seorang teknisi baru, Julian Simon. Kombinasi anggota tim baru, di mana Esteban sebagai kepala kru dan Julian sebagai pelatih terbukti sangat baik untuk Maverick. Pada saat yang sama, tim SIC Yamaha dengan Wilco dan Ramon telah diuntungkan dari perubahan personel ini," katanya. Sementara itu, manajer tim Petronas Yamaha SRT Johan Stigefelt menjelaskan, kunci keberhasilan Fabio Quartararo dalam tampil menawan di paruh pertama musim ini karena keras sang pembalap. Meskipun masih tergolong sebagai pembalap pendatang atau rookie, Quartararo tidak ingin meraih hasil yang setengah-setengah. Rekan setim dari Franco Morbidelli tersebut bahkan kerap kali mengubah gaya balapnya agar cocok dengan motor. Selain itu, ia juga selalu bekerja keras sejak sesi latihan bebas agar bisa menemukan ritme yang sesuai ketika memasuki hari balapan. Hal-hal seperti itu yang membuatnya bisa meraih dua kali podium dari sembilan balapan yang sudah dilakoni sepanjang paruh musim pertama. "Dialah yang mengubah gaya dan cara membalapnya. Kami pada dasarnya tidak menyentuh motor (terlalu banyak). Ini seperti motor yang sama dalam tiga balapan terakhir. Mereka telah melakukan perubahan yang sangat, sangat, sangat kecil. Anda tidak akan mempercayainya! Saat ini dia hanya menikmati, menunggang dan melakukan pekerjaannya sendiri," ucap Johan. Kini, Johan berharap Quartararo bisa meningkatkan performanya lagi di paruh kedua musim. Johan sadar bahwa Quartararo masih berpeluang untuk meraih hasil yang lebih baik. Yang dia perlukan saat ini adalah ketenangan yang lebih matang agar bisa tampil sempurna di seri-seri yang akan datang nantinya. (wsa/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: