Dari 5000/1 ke Nomor 1

Dari 5000/1 ke Nomor 1

FOTOA  HL2 Leicester City vs Liverpool  0 LEICESTER – Diawal musim, banyak pihak yang masih melihat sebelah mata Leicester City. Buktinya, bursa memasang angka 5000/1 Leicester bakal memenangkan liga untuk pertama kalinya sepanjang 132 tahun klub itu berdiri. Namun, siapa sangka, Leicester menjelma menjadi kandidat serius perburuan trofi Premier League sehingga tidak hanya membuat klub kecil ketakutan, namun klub besar juga meningkatkan kewaspadaan pada sisa musim ini. Itu setelah Leicester mengandaskan Liverpool dua gol tanpa balas di King Power Stadium dinihari kemarin (3.2) via dua gol Jamie Vardy di menit 60 dan 72. Mereka makin mantap di puncak dengan mengemas 50 poin. Unggul tiga angka dari runner up Manchester City yang disaat bersamaan menang tipis 1-0 dari Sunderland, dan 10 angka dari Manchester United yang nangkring di peringkat kelima. Kemenangan ini tidak hanya menjadi keberhasilan Leicester melakukan revans dari Liverpool, tetapi juga mempertahankan keangkeran King Power dalam 11 laga beruntun setelah terakhir kali dikalahkan Arsenal 2-5, 26 September tahun lalu. ”Kami harus memikirkan betapa briliannya penampilan kami hari ini (kemarin),” puji Ranieri seperti dilansir situs resmi klub. ”Sangat menakjubkan karena kami berhasil mengalahkan tim yang sangat terorganisasi,” lanjutnya. Ranieri begitu senang dengan hasil ini. Pertama, mereka menjadi tim pertama musim ini yang mampu menembus 50 poin. Terakhir kali Leicester meraih poin sebanyak itu adalah musim 1999-2000 silam dimana mereka mampu mengumpulkan 55 poin. Selain itu, Ranieri juga salut kepada pemainnya yang sedikit demi sedikit mampu memenuhi poin di akhir musim. Berawal dari 40 poin yang dibutuhkan untuk menghindari degradasi, allenatore Italia berusia 64 tahun itu langsung menaikannya menjadi 79 poin. Tambahan tiga poin itu pun membuat Leicester hanya terpaut 29 poin lagi untuk memenuhi ekspektasi sang manajer. ”Aku tahu ini sulit. Tapi, lihat, liga ini begitu gila,” kata Ranieri seperti dilansir Goal. ”Ini bakal fantastis,” selorohnya. Ranieri melanjutkan, kunci utama kemenangan Leicester terletak pada pressing ketat yang dilakukan para pemain. ”Sebab, mereka (Liverpool) adalah tim yang sangat berbahaya ketika melakukan counter attack. Jadi, kami tidak bisa memberikan kesempatan kepada lawan untuk berpikir dan mengembangkan permainan,” papar manajer yang membuka karir di Inggris dengan menukangi Chelsea 2000 silam tersebut. Sayang, lanjut Ranieri, penampilan skuadnya menurun setelah turun minum. Hal ini terlihat dari statistik akhir laga. Dimana Liverpool melakukan 61 persen penguasaan bola, serta 77 persen passing sukses. ”Aku tidak tahu kenapa kami tidak bisa mengulangi performa babak pertama di paro kedua. Namun, kami langsung bangkit setelah mereka terus menyerang sehingga mampu mencetak dua gol fantastis,” seloroh Ranieri. Lebih lanjut, kemenangan dari Liverpool ini membuat langkah Leicester begitu ringan ketika bertandang ke Etihad Stadium, kandang City, 6 Februari nanti. Pada pertemuan pertama 29 Desember lalu, kedua tim bermain imbang 0-0. Ranieri menyatakan bahwa melawan City bakal menyuguhkan tantangan menarik. Dia pun tidak takut juika nantinya harus kalah. ”Karena segalanya bisa terjadi,” jelas Ranieri. ”Yang terpenting, kami harus segera melakukan recovery. Sebab, sepak bola kami menekankan pada serangan cepat dan pressing ketat. Jadi, aku berharap anak-anak bisa pulih tepat pada waktunya,” sambung pelatih yang pernah membawa Valencia juara Piala Super Eropa 2004 silam. Terpisah, kekalahan kemarin begitu membuat manajer Liverpool, Juergen Klopp, frustrasi. Sebab, Liverpool baru menuai satu kemenangan dari lima laga terakhir. Selain itu, pertahanan James Milner dkk begitu bocor dengan kebobolan 13 gol dari enam pertandingan away terakhir. ”Aku tidak nyaman dengan performa kami saat ini,” keluh Klopp seperti dilansir BBC. ”Permainan kami begitu amburadul. Ada beberapa tendangan yang seharusnya cukup menjadi passing, ataupun passing yang bisa langsung ditembakkan ke gawang. Kami menciptakan setengah peluang yang sayangnya, bukan peluang sebenarnya,” kecam der Trainer 48 tahun tersebut. (apu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: