Soal Penataan Pasar Minggon: Usulkan Opsi Dua Shift

Soal Penataan Pasar Minggon: Usulkan Opsi Dua Shift

Soal penataan Pasar Minggon yang bakal dibuat petak-petak, Ketua Fraksi PKB DPRD Kabupaten Banyumas Imam Ahfas sepakat. Tapi dengan catatan. Pedagang harus diperlakukan adil atas kebijakan pemerintah daerah. "Kebijakannya harus mengakomodir semua pedagang. Kalau harus dibuat petak dibuat 2 shift," katanya. https://radarbanyumas.co.id/minggu-pekan-depan-pasar-minggon-mulai-dibuka-kembali/ Sebelum kebijakan tersebut diterapkan, ia meminta agar pedagang yang ada turut dilibatkan dan diajak berkoordinasi. PPKM level 3, menurutnya bisa dijadikan momentum pemulihan ekonomi namun tetap dengan penerapan protokol kesehatan dan pemantauan yang ketat. "Pedagang harus diajak komunikasi dan pemahaman banyumas masuk level 3. Ketentuan pemerintah pusat yang level 3 untuk pasar rakyah 50 %. Saya kira pedangan mau mengerti, yang penting pola pendakatannya harus baik dan seduluran. Harus di jaga bersama biar levelnya turun dan pedangan bisa jualan semua," ucapnya. Prinsipnya, protokol kesehatan harus tetap dijaga. Baik masyarakat dan pemerintah daerah bahu-membahu, agar level PPKM terus menurun. "Toh kalau semakin baik levelnya kita juga yang akan menikmati," ujarnya. Sementara itu Kabid Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas Sarikin mengatakan, total pedagang Pasar Minggon yang pihaknya data ada 857. Jika nantinya dibuat petak ia sebut, kapasitasnya bisa menampung kurang dari separuh dari total pedagang. "Saya akan petakin dengan ukuran 2x2 meter. Jarak antar petak satu meter. Mereka sudah pada tahu. Bahkan kemungkinan nanti terpaksa bergantian, Minggu ini siapa yang berjualan," ucapnya. Imbas dari kebijakan tersebut ia katakan, pedagang yang ada akan bergantian untuk bisa berjualan. Itu mengingat kapasitas tempat berjualan yang semakin berkurang karena dibuat petak. "Mereka sudah pada tahu. Bahkan kemungkinan nanti terpaksa bergantian, Minggu ini siapa yang berjualan. Sudah didata pedagang yang kuliner dan non kuliner. Contoh supaya 50% supaya masuk, misal kuliner ada 50 yang masuk 25 dulu, sisanya nanti non kuliner juga demikian," pungkasnya. (aam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: