Wisata Berharap Buka Walau Dibatasi

Wisata Berharap Buka Walau Dibatasi

WISATA: Salah satu objek wisata alam yang ada di Kabupaten Banyumas masih ramai sebelum pemberlakuan PPKM Darurat. Para pelaku wisata berharap ada kelonggaran untuk mengurangi dampak PPKM. (DIMAS PRABOWO/RADAR BANYUMAS) Sebulan Tak Ada Pemasukan PURWOKERTO - Dampak PPKM Darurat yang disambung dengan PPKM Level 4, objek wisata (obwis) telah "menutup pagar" sebulan lebih. https://radarbanyumas.co.id/ppkm-diperpanjang-pegiat-wisata-menjerit/ Tak hanya obwis milik Pemerintah saja, milik swasta pun masih ditutup hingga kini. Pegiat wisata yang juga pengelola objek wisata Pagubugan Melung, Kedungbanteng, Tukiman mengatakan selama PPKM objek wisata ditutup total. "Otomatis nol tidak ada pemasukkan sepeser pun," ujarnya. Untuk mencukupi kebutuhannya, Ia banting setir menjadi buruh tani. "Ya selain tani saya jualan ikan kecil-kecilan," imbuhnya. Setelah tanggal 9 Agustus nanti, kalaupun PPKM kembali diperpanjang lagi, Ia berharap ada kelonggaran untuk tempat wisata. "Harapan kami ya tetap dibuka. Meski dibatasi juga tidak apa-apa. Terlebih untuk wisata outdoor," kata dia. Perawatan Tetap Jalan Hal serupa juga terjadi pada objek wisata yang dikelola pemerintah desa. Salah satunya Desa Banjarpanepen Kecamatan Sumpiuh yang memiliki kolam renang. Pengelola juga dibuat ketar-ketir menyusul perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menjadi PPKM Level 4. "Penghasilan nol sejak diberlakukan PPKM darurat. Kolam renang tutup mengikuti aturan pemerintah. Tidak ada pemasukan," kata Kepala Desa Banjarpanepen Mujiono. Tanpa pendapatan sudah lebih dari sebulan. Perawatan kolam renang sekaligus taman terus berjalan. Setiap hari ada penjaga yang piket untuk merawat. Perawatan kolam renang jelas mengeluarkan biaya. Oleh karena itu, pengelola harus memutar otak. Supaya kondisi kolam renang dan taman tetap bersih. "Namanya kolam, isinya air. Harus selalu dibersihkan rutin. Muncul lumut dan lainnya," imbuh Mujiono. Hingga kini, kolam renang masih tutup sementara. Pengumuman wisata buatan tidak beroperasi ditempel di gerbang taman. Mujiono menuturkan tidak berani untuk membuka kolam renang selama pemerintah belum mengijinkan. Sebab, enggan beresiko di masa pandemi yang masih belum terkendali. "Yakin saja, setelah wabah ini selesai, akan dilimpahkan banyak rejeki. Masa-masa sulit terlewati," tandas Mujiono optimis. Target Pendapatan Otomatis Turun Sementara itu, Sekdin Dinporabudpar Banyumas Wakhyono mengatakan, pada dasarnya karena sudah satu bulan lebih tidak buka, teman-teman wisata menginginkan buka. "Namun demikian, perlu disadari bahwa memang kondisi covid di Banyumas belum terkendali. Kita masih masuk level 4," ujarnya. Memang sesuai Imendagri untuk sementara wisata harus tutup. Tentu, apabila nantinya Banyumas bisa turun level, kata dia, akan ada kebijakan untuk kelonggaran. Di Banyumas, saat ini ada 124 obwis. Ada 7 obwis yang dikelola Pemerintah, 15 desa wisata, dan ruintisan desa ada 5, sisanya adalah dikelola swasta maupun perorangan. Tak dipungkiri, penutupan obwis ini mempengaruhi pendapatan dari sektor wisata. "Kalau target kita kurang lebih Rp 15 miliar. Target pendapatan otomatis turun bisa sampai 50 persen," tandasnya. (mhd/fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: