Tuntut Keringanan UKT, Mahasiswa IAIN Purwokerto Gelar Aksi

Tuntut Keringanan UKT, Mahasiswa IAIN Purwokerto Gelar Aksi

PURWOKERTO- Ratusan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto menggelar parlemen jalanan untuk mentuntut keringanan uang kuliah tunggal (UKT) yang dinilai sangat memberatkan. Aksi itu diikuti itu oleh mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Mahasiswa Ahmad Yani, yang memulai titik kumpul di UKM kampus sejak pukul 9 pagi, kemudian melakukan longmarch keliling kampus dan dilanjutkan dengan orasi di depan gedung rektorat IAIN Purwokerto. "Aksi ini dimulai dari jam 9 pagi, titik kumpulnya di UKM kemudian kita longmarch sampai dengan depan rektorat, disitu kita melakukan orasi-orasi kemudian setelah itu 10.45 kita melakukan audiensi baru selesai tadi (pukul 14.30)," kata Ketua Dema IAIN Purwokerto, Shaufi Fernanda kepada Radarbanyumas.co.id, Senin (29/6). Ditengah pandemi covid 19 ini, dengan besaran Nilai UKT yang hanya diberikan keringanan hanya 10 persen dari kampus, dinilai mahasiswa terlalu mahal dan mencekik. Dimana dalam tuntutannya kemudian, massa aksi menuntut pihak kampus untuk memberikan keringanan UKT sebesar 30 persen. "Dan untuk peserta aksi berjumlah 200 lebih, dan adapun hasilnya yaitu bahwa UKT 10 persen itu di nolkan sementara dan akan dihitung kembali nantinya, jadi perhitungan presentase bersama antara pimpinan kampus dan perwakilan mahasiswa untuk menghitung presentase pengurangan," tambahnya. Dalam hal ini, Shaufi juga melanjutkan, bahwa penuntutan Aliansi Mahasiswa tersebut didasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) dalam rangka pengurangan UKT yang besarannya ditentukan oleh setiap kampus yang berada dibawah naungan Kementerian Agama. "Penuntutan kawan-kawan mahasiswakan KMA No 515 tahun 2020, disitu KMA tersebut menyatakan masing-masing kampus memberikan keringanan terhadap mahasiswanya, kedua memberikan jangka waktu pembayaran. Disitukan artinya KMA memberikan wewenang terhadap kampus untuk memberikan keringanan, besarnyakan dibebaskan kepada masing-masing kampus. Jadi kampus se-PTKIN Indoenesia itu beragam ada yang 15 ada yang 20 persen bahkan ada yang sampai 30 persen, nah berarti disini ada perbedaan dimasing-masing kampus," pungkasnya. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: