UMKM Makanan di Banyumas Terkendala Biaya Label Halal
PURWOKERTO- Pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) di Banyumas saat ini semakin berkembang. Namun yang memiliki label halalternyata belum banyak. Kepala Bidang UKM Dinas Tenaga Kerja, Koperasi (Dinnakerkop) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Banyumas, Roshani Komdati mengatakan, untuk UMKM ,produk makanan perlu dilengkapi dengan label halal. Tujuannya agar tidak ada kekhawaatiran dari masyarakat.Menurut dia, pada beberapa produk makanan UMKM di Banyumas, masih banyak yang belum melampirkan cap halal pada produknya. "Masih terkendala biaya dan tim untuk melakukan sosialisasi, jadi banyak yang belum tahu," ujar Ani. Untuk melampirkan label halal, prosesnya ada di Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Tengah. Selama proses tersebut, akan dicek bahan baku, proses pembuatan, pengemasannya. Penggunaan bahan baku untuk produk makanan yang diproduksi juga harus ada label halal. Hal tersebut yang menjadi kendala dari pelaku UMKM, karena dari bahan baku yang berlabel halal juga sudah membutuhkan banyak biaya. "Dari dinas hanya bisa memberi pembinaan, informasi, dan memfasilitasi proses untuk mendapatkan logo halal," kata Ani. Pada label halal itu juga ada masa berlakunya hingga lima tahun. Dan untuk pepanjangan akan ditinjua ulang lagi. Berkaitan dengan hal itu, untuk stok produk makanan dari pelaku UMKM yang ada di gerai UMKM Gedung A Pratista Harsa juga semakin berkurang. Jika sebelumnya mencapai ratusan, saat ini yang masih bertahan hanya 20 produk. Selain belum adanya label halal, juga karena produk makanan ini memiliki batas waktu untuk dikonsumsi. Staf Kasir Staff Kasir Gedung A Pratista Harsa, Lely Priana mengatakan, menurunnya produk makanan ini juga dikarenakan masih sulitnya para pelaku UMKM untuk melakukan managemen stok. "Kalau produk makanan itu pasti ada batas kadaluarsa, jadi tidak dapat bertahan lama saat disimpan di sini," ujarnya. Lely mengeluhkan beberapa pelaku UMKM produk makanan yang menarik produknya, karena jarang pembeli yang datang ke gerai UMKM Pratista Harsa. Ramainya pengunjung, juga tidak dapat dipastikan. Sebab antara hari biasa maupun hari libur, tingkat kunjungannya stabil. Bahkan untuk omset per bulan hanya Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. "Pemasukan itu juga dibantu adanya produk kerajinan dari pelaku UMKM," ujarnya. Saat ini untuk produk kerajinan yang dipajang di gerai UMKM Pratista Harsa terus bertambah. Beberapa produk kerajinan baru yang dipajang ada tas keranjang, kain perca, kerajinan tutup galon, aksesoris pakaian adat Banyumas, dan sandal dan sepatu Banaran. (ely)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: