Waspadai Inflasi Januari

Waspadai Inflasi Januari

Inflasi Desember 0,37 Persen PURWOKERTO- Inflasi di Desember 2016 mengalami kenaikan dibanding November kemarin. Jika November kemarin angka inflasi mencapi 0,77 persen, Desember kemarin, inflasi tercatat 0,37 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 123,23. Meskipun begitu, angka tersebut masih terbilang tinggi, karena berada di atas inflasi Jawa Tengah (Jateng) yang ada di angka 0,21 persen. Namun, dibanding inflasi nasional yang berada di angka 0,42 persen, inflasi di Purwokerto lebih rendah. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyumas, Edy Aprotuwiyono mengatakan, inflasi Desember 2016 terjadi karena kenaikan harga yang ditunjukan oleh naiknya indeks beberapa kelompok pengeluaran. Seperti bahan makanan 0,47 persen, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,07 persen. Pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbang 0,71 persen. Kelompok kesehatan 0,12 persen, serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,78 persen. "Kalau kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks dari kelompok sandang yaitu 0,65 persen. Untuk kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah ragamasih stabil atau tidak mengalami perubahan," katanya. Sedangkan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadnya inflasi dari telur ayam ras, pasir, jeruk, batu, dan buncis. Dan komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya deflasi adalah bawang merah, cabai merah, kacang panjang, beras, dan emas perhiasan. Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (Desember) 2016 sebesar 2,42 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 2,42 persen. Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender pada periode sama tahun kalender 2014 dan 2015 masing-masing 7,09 persen dan 2,52 persen. Edy menyampaikan harapan pada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas untuk siap menjaga kestabilan inflasi pada 2017, terutama di Januari ini. "Minimal sama dengan inflasi selama 2016. Namun harus selalu waspada pada bulan yang kira-kira terjadi inflasi tinggi seperti Januari. Jangan sampai terjadi inflasi sebesar 0,57 seperti pada Januari 2016," ujar Edy. Menurutnya, jika tingkat inflasi cukup tinggi sangat terasa pada pendapatan. Sebab, jika inflasi tinggi, tetapi tidak ada kenaikan pendapatan akan cepat tergerus. (ely/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: