Ratusan Mahasiswa Duduki Gedung Rektorat Unsoed

Ratusan Mahasiswa Duduki Gedung Rektorat Unsoed

Ratusan-Mahasiswa-Duduki-Gedung-Rektorat-Unsoed PURWOKERTO - Ratusan mahasiswa menduduki gedung rektorat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Kamis (16/6). Hal itu dilakukan massa lantaran geram menunggu Rektor Unsoed, Achmad Iqbal yang tak kunjung datang menemui perwakilan mahasiswa. Aksi yang dilakukan gabungan mahasiswa Unsoed yang menyebut dirinya Soedirman Melawan, sempat diwarnai tindakan saling dorong yang menjurus anakis. Hal itu menyebabkan lima kaca di gedung rektorat pecah, dan beberapa orang luka-luka, baik dari pihak mahasiswa maupun petugas keamanan. Salah satu koordinator aksi Soedirman Melawan, Abdullah M Ihsan mengatakan, aksi yang dilakukan merupakan salah satu ekspresi kekecewaan mahasiswa akibat sejumlah permasalahan yang ada di Unsoed. Dia mengklarifikasi terkait insiden pecahnya kaca gedung rektorat, dimana saat itu mahasiswa yang tengah panas terprovokasi oleh oknum petugas keamanan. "Saat kita sedang berorasi dan meminta rektor turun untuk menemui massa, teman kita yang sedang bernegosiasi sempat dipukul. Dari situ akhirnya mahasiswa memaksa masuk ke gedung rektorat," jelasnya. Ratusan-Mahasiswa-Duduki-Gedung-Rektorat-Unsoed2 Dijelaskan, pada dasarnya aksi mahasiswa untuk menyampaikan tuntutan secara langsung termasuk melakukan mediasi dengan rektor. Pasalnya meski sudah pernah dilakukan audiensi antara BEM dan rektorat pada Mei lalu, namun belum ada titik temu yang bisa dijadikan sebuah kesepakatan. Ihsan menyampaikan, ada beberapa tuntutan yang akan disampaikan, seperti menolak kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di 2016. Dari grafik per tahun, UKT selalu mengalami kenaikan. Bahkan besaran kenaikan di beberapa fakultas mencapai 100 persen. "Padahal Unsoed selalu menggembor-gemborkan diri sebagai kampus rakyat, tapi tiap tahun biaya kuliah selalu naik dan cenderung mahal. Saat ini Unsoed seperti memanfaatkan mahasiswa sebagai sumber daya untuk diserap uangnya," tegasnya. Selain itu, mahasiswa juga menuntut penghapusan uang pangkal. Menurutnya, uang pangkal belum pernah disosialisasikan baik kepada mahasiswa maupun orang tua/wali. "Besarannya juga tidak dipatok. Itu dinilai sebagai jebakan untuk menarik uang lebih banyak lagi di luar UKT," tegasnya. Dia menambahkan, aksi kemarin juga menuntut transparansi alokasi UKT dan uang pangkal yang dibebankan kepada mahasiswa. Hal itu dinilai tidak fair, karena seharusnya mahasiswa berhak mengetahui peruntukkannya. ratusan-Mahasiswa-Unsoed-mencoba-menduduki-kantor-Rektorat-Unsoed-Purwokerto-menuntut-penghapusan-pungutan-yang-memberatkan-mereka-(14) "Kita memang sudah audiensi satu kali. Namun sampai sekarang tidak ada tindak lanjut. Bahkan rektor dinilai tidak kooperatif lagi, terutama jika diajak untuk berdiskusi secara ilmiah. Karena pendekatan audiensi tidak bisa, maka teman-teman mahasiswa memutuskan untuk datang langsung menemui rektor," ungkapnya. Hingga sekitar pukul 19.00, mahasiswa masih menunggu rektor di gedung rektorat. Pasalnya, rektor belum bersedia menemui massa. Rencananya massa akan menduduki gedung rektor sampai Jumat pagi ini, sampai rektor bersedia berdiskusi. Sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak universitas terkait aksi tersebut. Meski demikian, sebelumnya Wakil Rektor III Unsoed, Prihananto sempat menemui massa di depan gedung rektor. Menurutnya, aksi tersebut seharusnya tidak perlu terjadi. Pasalnya pada 20 Mei lalu sudah pernah dilakukan audiensi dengan pihak BEM. "Seharusnya mahasiswa sudah mendapat penjelasan dari BEM, terkait hasil audiensi. Namun jika ada yang masih ingin disampaikan, dipersilakan untuk membuat pernyataan atau pertanyaan secara tertulis, untuk nanti disampaikan kepada rektor," katanya. Dijelaskan, sementara ini rektor memang belum bisa menemui mahasiswa dikarenakan tengah rapat di luar kota. Selain ini berdasarkan informasi dari bagian humas, beberapa pekan ini agenda dinas luar rektor memang cukup padat. (bay/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: