Eksekusi Terpidana Mati di Nusakambangan Kian Dekat, Polisi Kerahkan 1500 Personel

Eksekusi Terpidana Mati di Nusakambangan Kian Dekat, Polisi Kerahkan 1500 Personel

CILACAP- Kesibukan di Cilacap semakin meningkat menjelang Eksekusi mati jilid III ini. Kemarin, Polres Cilacap menggelar latihan pra operasi di aula Mapolres Cilacap maupun di lapangan. Tidak tanggung-tanggung eksekusi ini nanti akan mengerahkan sekitar 1.500 personel untuk pengamaan. Termasuk diantaranya yakni petugas penanggungjawab jenazah. Penebalan pengamanan akan dilakukan di jalan yang bakal dilewati ambulans pengangkut terpidana mati usai dieksekusi. Tak ketinggalan pula untuk pengamanan Cilacap dan juga Nusakambangan yang menjadi tempat eksekusi. Bahkan sejak kemarin siang sejumlah pasukan kepolisian sudah diterjunkan ke lapangan. suasana-sekitar-dermaga-wijayapura KETAT: Suasana di Dermaga Wijayapura Cilacap Sumber Radarmas menyebutkan pasukan yang dikerahkan tersebut tidak sekedar untuk pengamanan. Tetapi di sana sudah dibagi tugasnya masing-masing diantaranya penanggung jawab jenazah. “Yang mengurusi bisa jadi petugas dari luar. Tapi penanggung jawabnya polisi,” tandas sumber Radarmas. Dalam gelar pra operasi yang dihadiri Kepala Biro Operasi Komisaris Besar Polisi Tatang dan Direktur Sabhara Komisaris Besar Polisi Tetra Megayanto ini berlangsung layaknya cheking terakhir sebuah kegiatan. Semua petugas membeber job desk masing-masing. Sempat juga dilakukan pengecekan kesiapan di lapangan. Kepala Subbagian Humas Polres Cilacap Ajun Komisaris Polisi Bintoro Wasono mengatakan kedatangan pejabat Polda Jateng tersebut dalam rangka mengecek persiapan pengamanan pelaksanaan eksekusi. "Mulai hari Rabu (27/7) akan dilakukan sterilisasi di sekitar Dermaga Wijayapura. Nantinya, parkir kendaraan akan diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kendaraan yang keluar-masuk dermaga. Kalau waktu eksekusi kami belum tahu," katanya. Sumber Radarmas lainnya menyebutkan, polisi pun sudah mengantisipasi kemungkinan adanya yang mengirim pesawat tanpa awak (drone) ke lokasi eksekusi. Di lokasi tersebut rencananya akan dipasang tenda untuk menghalangi pesawat terbang tak berawak. Kendaraan taktis dan juga kawat barrier juga mulai digeser dari Mapolres Cilacap. Tanda-tanda semakin dekatnya waktu eksekusi ini juga terlihat dari para terpidana mati yang akan dieksekusi mulai dikumpulkan di LP Batu Cilacap. LP ini merupakan LP tertutup di Nusakambangan yang paling dekat dengan lokasi eksekusi. Kabarnya mereka sudah menempati sel isolasi. Biasanya, begitu diisolasi maka kisaran tiga hari kemudian dieksekusi. Menurut Sumber Radarmas, sebanyak 9 orang terpidana mati memang sudah berada di LP Batu. Sedangkan lima lainnya Selasa malam dikabarkan digeser ke LP Batu. Rinciannya, satu orang dari Lapas Besi, dua orang dari Lapas Pasir Putih dan dua orang dari Lapas Kembang Kuning. Berbeda dengan persiapan eksekusi sebelumnya, hingga kemarin belum tampak adanya personel TNI yang ikut diterjunkan ke lapangan. Angkatan laut yang sebelumnya aktif melakukan patroli laut, hingga kemarin belum melakukan patrol. Termasuk tidak hadirnya kapal perang RI di perairan Cilacap. "Besok (hari ini,red) patroli baru akan dilaksanakan menggunakan kapal patrol. Kapal perang kayaknya tidak didatangkan,” ujar sumber radarmas di Pangkalan Angkatan Laut Cilacap. Rapat Tertutup Tim Jaksa Eksekutor Kesibukan lainnya juga terlihat di Kejaksaan Negeri Cilacap. Kemarin pagi di Kejaksaan Negeri telah datang jaksa eksekutor, keluarga, penasehat hukum serta perwakilan kedutaan besar dari beberapa Negara yang warganya akan di eksekusi dalam waktu dekat ini. suasana-kejaksaan-menjelang-eksekusi DUTA BESAR: Rapat tertutup di Kejaksaan Negeri Cilacap dihadiri perwakilan diplomatik para napi yang hendak dieksekusi. Ini terlihat dari plat nomor mobil berkode CD Sumber Radarmas mengatakan, rapat tertutup yang digelar di Kejari Cilacap siang kemarin dihadiri para jaksa eksekutor dari sejumlah Kejari. Menurut sumber tersebut, rapat tertutup itu memang secara khusus membahas pelaksanaan eksekusi. Selain para jaksa eksekutor, di Kejari Cilacap kemarin juga terlihat sejumlah orang yang disebut-sebut keluarga serta pengacara dari beberapa Warga Negara Asing (WNA) yang akan dieksekusi. "Kalau tidak salah ada tiga perwakilan keluarga WNA, selebihnya saya kurang tahu," ujar sumber yang tidak mau disebut namanya. Selain itu, pertemuan tertutup yang digelar sekitar pukul 09.00-12.00 WIB siang kemarin, juga dihadiri perwakilan kedutaan asing. Kehadiran perwakilan kedutaan asing itu terlihat dari dua mobil jenis Kijang Innova berpelat Corp Diplomatic (CD) yang terlihat keluar dari halaman Kejari Cilacap sekitar pukul 12.00. Kedua mobil itu kemudian melaju menuju Dermaga Wijayapura. Selain kedua mobil itu, juga ada sejumlah mobil lain yang kemudian menyeberang ke Pulau Nusakambangan. Hingga tadi malam, belum ada informasi resmi mengenai siapa-siapa saja yang kemarin menuju ke Lapas Nusakambangan usai rapat tertutup tersebut. Namun jumlah rombongan cukup banyak Sementara itu Kepala Kejaksaan Negeri Cilacap Agnes Triani menyatakan mendapat informasi eksekusi terpidana mati bakal dilaksanakan dalam pekan ini. Tapi dia belum mendapatkan informasi kapan waktunya dan juga jumlahnya. "Waktunya kami belum mendapatkan informasinya," terang dia. Hari hari menjelang eksekusi semakin dekat ini semakin kentara dengan telah disiapkannya tim pemulasaran untuk jenazah yang beragama Kristen. "Kami menyiapkan enam orang. Asumsinya dua orang untuk memandikan satu jenasah,” ujar Koordinator Pemulasaran Jenazah Gereja Kristen Jawa Cilacap Suhendro Putro yang mengaku telah diminta kepolisian untuk mempersiapkannya. Di bagian lain, koordinatar Kalapas Se-Nusakambangan, Abdul Aris menyatakan persiapan bantuan jaga dari LP se NK di LP Batu dan Besi memang sudah dilakukan. Aris tak menjelaskan lebih jauh, berapa jumlah petugas yang akan dilibatkan. "Persiapan sudah mulai," ujarnya melalui pesan singkat pada Radarmas, Selasa (26/7) kemarin. Saat diminta keterangan tentang aktivitas rohaniawan ke LP untuk mendampingi terpidana mati, Aris tak memberi penjelasan. Ia juga tak merespon saat Radarmas bertanya tentang izin besuk terpidana mati yang santer beredar terdiri dari 10 WNA dan 6 WNI. Ia hanya menyatakan kondisi psikologis terpidana mati stabil, meski pemberitaan dan informasi tentang waktu eksekusi santer beredar. Terpisah, Kasi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Cilacap, Intji Diqa Pribadi menyatakan pihak imigrasi melakukan pengawasan rutin terkait pergerakan peliput asing yang akan melakukan peliputan. Pasalnya tak menutup kemungkinan, ada jurnalis asing yang akan melakukan peliputan soal eksekusi mati, dan ia tekankan agar melengkapi dokumen perizinan. Untuk saat ini, ia katakan belum ada laporan keimigrasian yang menyangkut peliput asing. "Kami melakukan pengawasan rutin saja, untuk waktu eksekusi kami tidak tahu. Kami sifatnya hanya mendukung, koordinasi dengan Kejari ada secara lisan," ujar Diqa melalui sambungan telepon pada Radarmas, selasa (26/7) kemarin. Santernya kabar eksekusi hukuman mati jilid ketiga yang akan digelar pada akhir bulan Juli ini, ternyata berdampak pada okupansi hotel-hotel yang ada di Cilacap. Sejumlah hotel diakui oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cilacap, Amin Suwanto, dipenuhi para tamu, sejak Senin (26/7) kemarin. Dia menyatakan di sejumlah hotel yang ia dapat informasinya, sudah dibooking oleh personil kepolisian. Selain itu, juga ada beberapa rombongan yang disinyalir merupakan keluarga dari napi eksekusi mati. "Memang meningkat. Untuk waktu bokingnya sampai kapan saya belum dapat laporan, memang kebanyakan personil kepolisian. Untuk pengunjung lain, saya juga belum tahu apakah kebanyakan jurnalis, atau ada warga asing atau tidak. Hanya dari laporan pihak hotel, beredar kabar beberapa rombongan merupakan keluarga dari terpidana mati," ujarnya.(amu/din/ziz/dis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: