Angkotnya Mangkrak Lima Bulan, Tarko Kini Sulap Jadi Ambulance, Bawa Pasien Positif ke Rumah Karantina

Angkotnya Mangkrak Lima Bulan, Tarko Kini Sulap Jadi Ambulance, Bawa Pasien Positif ke Rumah Karantina

Tarko (45) sedang melakukan penyemprotan desinfektan keseluruh sisi kendaraannya, usai digunakan mengantar warga positif Covid19 ke rumah karantina, Baturraden, Banyumas (10/8). Satgas Covid19 Desa Karangnangka, Kedungbanteng, menyulap angkutan umum milik Tarko, yang mati suri akibat pandemi, menjadi ambulan Desa untuk mengantar pasien Covid19 ke rumah sakit, ataupun rumah karantina. Foto Dimas PURWOKERTO - Angkotnya mangkrak lima bulan lamanya. Lalu ketika akhir-akhir ini angka Covid menggila, Ia ubah fungsi angkotnya, jadi membawa pasien covid. https://radarbanyumas.co.id/sebulan-tak-beroperasi-pengusaha-angkutan-sebagian-gulung-tikar/ Tarko (45) mengatakan, mulanya tak ada niatan ubah angkot itu jadi ambulance. Ia katakan, sembari ibadah, ini hitung-hitung sambil manasi mobil dari pada hanya mangkrak di halaman rumah. "Kalau trayeknya, sekarang paling tinggal dua angkot yang jalan," ujarnya. Mulanya, Ia takut, khawatir, sebab membawa orang positif. Sebab efeknya ada yang sampai meninggal. "Lalu saya diberi APD standar. Juga saya diberi pengetahuan untuk mensterilkan mobil sehabis mengangkut mereka yang positif," tuturnya. Sebetulnya, tak hanya untuk kepentingan mengantar mereka yang positif, atau yang bergejala dan hendak swab. Namun, angkotnya itu juga Ia gunakan untuk mengantar mereka yang hendak vaksin. "Juga kadang malam hari ada juga yang minta diantar ke dokter. Yang masih belum tahu sakit karena apa," ujarnya. Ia bercerita, pernah suatu ketika, Ia menggunakan APD lengkap dan membawa pasien menuju karantina Baturaden. Saat itu jalan ditutup. Lalu karena Ia bingung lewat mana, maka Ia singgah sebentar di Terminal bawah untuk tanya kepada temannya. "Lalu teman saya ketika tahu saya turun, teman saya berkata sitt...siitt...siit... aja perek-perek, ngomong kang adohan bae, ana apa," ujarnya menirukan logat temannya itu sembari tertawa. Tak sampai situ saja, terkadang juga pakai APD di jalan, orang-orang liat seperti aneh. Ada juga yang "nyetop" di jalan. Lalu Ia tolak. Ia tak berpenghasilan dari narik angkot itu, untuk mencukupi hari-harinya, pada malam hari Ia menjala ikan di sungai di dekat rumahnya. Koordinator Tim Relawan Covid-19 Karangnangka, Wasis Wardhana mengatakan angkot tersebut tak hanya untuk yang akan swab, atau yang sudah positif. Juga yang mau vaksin yang tidak bisa berangkat mandiri. "Jadi kumpul saja di Balai Desa, biar nanti berangkat bersama," katanya. Ia katakan, setelah nanti warga diantar swab, begitu pulang hasilnya positif, maka nantinya nakes dadakan yang akan datang memantau. (mhd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: