Rumah Kebanjiran, 705 Warga Mengungsi di Pekalongan

Rumah Kebanjiran, 705 Warga Mengungsi di Pekalongan

PMI dan BPBD Kabupaten Pekalongan mengevakuasi lansia korban banjir di Desa Purwodadi, Kecamatan Sragi, Minggu (6/2) pagi. (NANANG RENDI AHMAD/JAWA POS RADAR SEMARANG) PEKALONGAN – Bencana banjir melanda sejumlah jalan dan perkampungan di Kota dan Kabupaten Pekalongan. Di Kabupaten pekalongan sembilan dukuh di Kecamatan Sragi terendam banjir dan 600 warga mengungsi. Sementara di Kota Pekalongan sebanyak 105 jiwa warga terpaksa mengungsi. Sembilan dukuh terendam di dua desa. Yakni Gebangkerep (enam dukuh) dan Purwodadi (tiga dukuh). Desa Gebangkerep sudah terbiasa dengan banjir sejak beberapa tahun terakhir. Tapi Desa Purwodadi, terakhir merasakan banjir delapan tahun lalu. “Ini lebih besar. Warga mungkin tidak siap karena bertahun-tahun sudah tidak banjir,” kata Kunadi warga setempat yang juga penjaga malam SD Negeri 1 Purwodadi. Kepala Desa Purwodadi Zaenal Abidin mengatakan, banjir berasal dari luapan Sungai Winong. Sejak Sabtu (5/2) pagi hujan nyaris tak berhenti hingga malam. Tiga dusun yang terendam yakni Bulaktunggak, Buangan, dan Pajembangan. “Dalam data kami ada sekitar 300 rumah terendam, sekitar 500 jiwa mengungsi,” katanya. PMI Kabupaten Pekalongan merilis data terbaru pengungsi di Desa Purwodadi. Di tempat pengungsian SD Negeri 1 Purwodadi 261 jiwa, masjid Purwodadi 286 jiwa, dan di MI Purwodadi 97 jiwa. Total 644 jiwa. Sementara Ketua RW Kelurahan Tirto Kota Pekalongan Dwi Junaedi mengungkapkan, puluhan warga di wilayahnya memilih bertahan di rumah. Namun 86 warganya mengungsi di TPQ Al Hikmah di wilayah setempat. “Warga yang mengungsi, takut adanya banjir susulan, mengingat intensita hujan belum reda,” ucapnya Minggu (6/2). Kasi Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Pekalongan Dimas Arga mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah bersiaga sejak awal tahun. Mengingat sudah ada peringata dari BMKG mengenai dampak curah hujan yang tinggi. “Kami terus melakukan monitoring dan Patroli Kesiapsiagaan, serta evakuasi warga terdampak,” tambahnya. Pihaknya terus melakukan assesment dampak kebencanaan dan logistik kebutuhan bagi warga, maupun pengungsi. Selain itu, melakukan koordinasi lintas sektor terkait, untuk pendataan awal serta memfasilitasi pengungsian dan sarpras pendukung pengungsian. https://radarbanyumas.co.id/desa-ranupani-desa-di-taman-nasional-bromo-tengger-semeru-dilanda-banjir-besar/ “Kami terus berupaya melakukan penyaluran logistik makanan, layanan kesehatan, serta pembuatan tanggul darurat,” akunya. “Beberapa jalan terendam, mulai wilayah Tirto, Pringrejo BRD, Pasir Kraton Kramat, Padukuhan Kraton masih tergenang dengan ketinggian 10-40 cm. Selain itu sebagian kecil wilayah Pabean, Podosugih dan wilayah lainnya,” tambahnya. Salah satu titik yang harus segera ditangani, adalah tanggul darurat yang jebol di Sungai Bremi Pasir Kraton Kramat Pekalongan Barat, dan Pabean.serta terus melakukan optimalisasi penyedotan melalui pompa-pompa air darurat. Akibat drainase buruk membuat aliran Sungai Bremi melimpas ke perkampungan. (han/fth/radarsemarang/ttg) Copyright © RADARSEMARANG.ID

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: