Ducati Malah Untung

Ducati Malah Untung

MIES- Musim 2016 akan menjadi parameter nyata bagi kemajuan Ducati. Konsesi yang didapat sebagai tim Factory 2 tahun lalu tidak ada lagi. Aturan konsesi dan perubahan regulasi teknis lainnya sudah diumumkan kemarin (7/1). Membalap tanpa konsesi berarti pembalap Ducati hanya boleh mengganti mesin sebanyak tujuh kali. Tahun lalu 12 kali. Berbeda dengan tim pabrikan Suzuki dan Aprilia yang masih terus mendapat konsesi. Jatah mesin per pembalap adalah sembilan musim ini. Selain itu Ducati kini harus mengikuti jejak Honda dan Yamaha sebagai tim yang terkena engine freeze. Tidak ada lagi pengembangan mesin sepanjang musim 2016. Sekali dinyatakan lulus uji kelaikan alias homologasi, mesin mereka akan disegel. Tes privat juga bakal dibatasi. Tak sebebas musim lalu yang bisa dilakukan tanpa batas, musim ini Ducati hanya punya waktu lima hari. Hanya tes dengan pembalap uji yang masih diperbolehkan. Soal ban, jika tim Factory 2 mendapat akses ke ban super lunak pada musim 2015, kini tidak ada lagi. Karena pergantian pemasok ban dari Bridgestone ke Michelin musim ini, alokasi ban bagi semua rider sama saja. Aturan tersebut menjadi penegasan dari dihapuskannya kelas Open pada tahun ini. Perlakuan yang sama berlaku pada aturan kapasitas bahan bakar. Dengan ECU standar bahan bakar per-race akan turun menjadi 22 liter, dibandingkan tahun lalu yang lebih banyak empat liter (24 liter). Kenapa Ducati kehilangan konsesi tersebut? Itu terkait dengan regulasi poin konsesi yang diberlakukan musim lalu. Delapan podium yang diraih Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone sudah melampaui batas enam poin konsesi. Perhitungannya adalah tiga poin untuk juara, dua untuk runner up, dan satu untuk podium terakhir. Aturan ini juga berlaku untuk Suzuki dan Aprilia. Jika enam poin konsesi tercapai selama musim 2016, semua keistimewaan mereka sebagai tim pabrikan yang tidak pernah menang dalam balapan kering dalam satu tahun akan dihapus. Sebaliknya, jika Honda, Yamaha, dan Ducati tidak bisa mencapai batas enam poin konsesi dalam semusim, mereka langsung mendapatkan keistimewaan penuh pada 2017 kelak. Ducati merasa tidak perlu gundah kehilangan keistimewaan itu. Karena sejatinya beberapa pergeseran itu tak punya pengaruh besar pada performanya. ’’Ban lebih memang punya pengaruh pada sesi kualifikasi. Tapi dalam balapan itu bukan keuntungan,’’ ujar General Manager Ducati Gigi Dall’Igna dikutip Autosport. Begitu pula soal bahan bakar. Ketika Ducati mencapai tiga poin konsesi jatah bahan bakar yang sebelum 24 liter langsung dipangkas menjadi 22 liter di sisa musim 2015. Artinya regulasi baru 22 liter musim ini sudah berlaku bagi Ducati sejak tahun lalu. ’’Jadi kami menggunakan kapasitas bahan bakar yang sama,’’ tandasnya. Bahkan aturan baru soal bahan bakar tersebut dianggap sebagai keuntungan bagi Ducati. Karena Skuad Bologna itu tidak perlu mengembangkan mesin menyesuaikan kapasitas bahan bakar tersebut. Berbeda dengan Honda dan Yamaha yang musim lalu menggunakan tangki berkapasitas 20 liter. (cak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: