Perajin Batik Blambangan Gunakan Teknik Ecoprint

Perajin Batik Blambangan Gunakan Teknik Ecoprint

BANJARNEGARA - Perajin batik di Desa Blambangan Kecamatan Bawang Desi Priyani sukses mengkreasikan dedaunan menjadi pewarna batik alami. Kreasi yang disebut teknik Ecoprint ini bisa diaplikasikan pada kain dan bahan kulit. Motif batik berbahan dedaunan ini memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi peluang usaha yang menjanjikan di masa pandemi Covid-19. Desi sudah cukup lama menerapkan teknik membatik ini. Memang teknik ini jarang diterapkan. Tidak seperti teknik mencanting atau cetak ala pabrikan. Teknik Ecoprint tergolong unik karena motif yang dihasilan berasal dari serat dan berbentuk asli dedaunan yang mengandung tanin atau zat pewarna. https://radarbanyumas.co.id/batik-korona-koleksi-baru-museum-batik-pekalongan/ Desi mengatakan untuk membuat kain bermotif dedaunan, dibutuhkan dua buah kain yang tidak mengandung poliester. "Kemudian siapkan dedaunan seperti daun pepata, daun jarak, daun ketapang, bunga atau dedaunan yang banyak mengandung zat tanin untuk mencetak motifnya," paparnya. Dijelaskan, pewarna kainnya bisa menggunakan kayu secang, kayu tegeran, kayu mahono atau kulit manggis yang telah dikeringkan. Sementara agar warna dans erat dedaunan cepat menempel di kain, Desi menggunakan larutan tunjung atau larutan tanin untuk membilasnya. Pembuatan batik Ecoprint ini cukup mudah. Pertama kain katun yang telah dibilas dalam larutan tunjung dihamparkan di atas kantong plastik besar untuk ditempeli dedaunan sebagai motifnya. Setelah selesai, tutup kain katun yang telah direndam dan dibilas dalam larutan pewarna alami. "Setelah itu plastik digulung bersama dua lembar kain tersebut menjadi lipatan kecil hingga terbungkus sedemikian rupa," jelasnya. Kain yang telah terbungkus plastik lalu dikukus kurang lebih dua jam. Hasilnya akan nampak saat dibuka. beragam motif dedaunan dengan warna yang begitu natural tercetak pada kain katun yang siap dijadikan bahan pakaian atau lainnya. Menurut Desi, teknik Ecoprint lebih ramah lingkungan. Bahan-bahannyapun mudah ditemukan di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Desi mengatakan tidak hanya kain yang bisa dihias dengan teknik ini. Namun juga bisa diaplikasikan pada tas, sepatu dan payung. Produk kreasinya seperti kain sutra dipatok dengan harga Rp 1 juta per dua meter. Sementara untuk kain katun, dipatok Rp 350 ribu hingga Rp 400 ribu per dua meternya. Selain ramah lingkungan, Ecoprint juga bisa dilakukan oleh para ibu dan remaja putri agar tetap produktif di rumah. Ecoprint juga bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. (drn/)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: