Dijemput Saat Lembur di Kantor

Dijemput Saat Lembur di Kantor

PURBALINGGA - Mesteri hilangnya Widodo Panca Nugraha, Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Sekretariat DPRD Purbalingga, sedikit terkuak. Widodo yang menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Rapat ini, dijemput menggunakan mobil saat lembur di kantornya, semalam sebelum dinyatakan menghilang, 16 Desember 2015 lalu. Setelah itu hari itu, bapak satu anak ini tidak diketahui keberadaanya. Diduga bergabung dengan Organisasi Massa (Ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Berdasarkan, informasi dari penjaga malam di DPRD Purbalingga, Widodo pada Selasa 15 Desember 2015 datang untuk lembur ke kantor sekira pukul 17.00 WIB. Saat itu, alumni IPDN ini, sempat menyuruh penjaga malam untuk membeli makan. "Saat itu, dia baru makan tiga atau empat sendok lalu mendapat telepon dari seseorang. Nasi bungkusnya diremas. Setelah itu, dia bilang ke penjaga malam akan pergi. Dia menitipkan kunci kendaraan operasional kantor ke penjaga malam, tapi helmnya dibawa," ungkapnya, sambil mewanti-wanti untuk tidak dikorankan namanya. Kemudian, beberapa menit kemudian, Widodo keluar dari kantor. Sebuah mobil sudah menunggu di halaman gedung dan yang bersangkutan lalu masuk mobil tersebut dan sejak saat itu kabarnya tidak terdengar lagi. "Itu kali terakhir yang bersangkutan datang ke kantor. Namun, dari pekerjaannya semua rapi. Administrasinya rampung semua, aset pemkab yang digunakannya dikembalikan semua," katanya. Sementara itu, saat wartawan mendatangi rumahnya di Perum Babakan Baru, Desa Babakan, Kecamatan Kalimanah, Kamis (7/1), rumahnya dalam keadaan sepi dan lampu rumah teras nampak menyala. Tidak terlihat adanya aktifitas di dalam rumah tersebut. Terpisah, Kapolres Purbalingga AKBP Anom Setyadji mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran, Widodo disebut sudah tidak berada di Pulau Jawa, namun masih berada di dalam negeri. Dia juga menepis jika yang bersangkutan ikut dalam gerakan militansi ISIS. Namun, dia mengiyakan jika menghilangnya Widodo, terkait dengan Ormas Gafatar. "Tapi kami masih didalami lagi, dengan berkoordinasi dengan Polda Jateng dan Mabes Polri," ujarnya. Terkait, ormas yang diduga diikuti Widodo, saat ini di Purbalingga sudah tidak ada aktifitasnya. "Ormas ini kami pantau terus berdasarkan adanya keluhan dari warga dimana organisasi ini berkegiatan," katanya. Sementara itu Kepala Kesatuan Bangda dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Purbalingga, Satya Giri Podho menjelaskan, Ormas Gafatar memang terdaftar di Kesbangpol. Dari data yang ada, ormas tersebut bergerak di bidang sosial kemasyarakatan.     Berbagai kegiatan sosial sempat digelar ormas ini di Purbalingga. "Saat merekrut anggota mereka melakukan audensi di berbagai instansi, termasuk sudah pernah audensi di sini (Kesbangpol, red) juga," ungkapnya. Sementara itu, terkait status dua PNS yang diduga menghilang dan bergabung dengan ormas tersebut, Plt Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Purbalingga Ir Gunarto menjelaskan, Praptono Adi telah diberhentikan statusnya dari PNS, pada 5 Februari lalu, sesuai dengan surat pengunduran diri yang dikirimkan olehnya. Praptono Adi, sebelumnya telah mengajukan pengunduran diri. Terakhir dia tercata sebagai Sekretaris Kelurahan Kembaran Kulon, Kecamatan Purbalingga. "SK pemberhentiannya sudah ditandatangani Pj Bupati. Yang bersangkutan memang mengundurkan diri," katanya. Sedangkan, terkait Widodo, pihaknya tengah memproses sanksi yang akan diberikan. Sebab, berpedoman dengan UU ASN, pihaknya akan memberikan sanksi secara normatif kepada PNS tersebut karena tidak masuk kerja selama lebih dari dua minggu secara berturut-turut. "Sanksi tgerberatnya jika selama 30 hari berturut-turut tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas, dia akan diberhentikan statusnya sebagai PNS," jelasnya. (tya/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: