Sering Ditolak Cinta, Kini Dikontrak Hingga Puluhan Juta

Sering Ditolak Cinta, Kini Dikontrak Hingga Puluhan Juta

Dimas Eka Putra Satria Yudha Penulis Novel ‘Bakpao Isi Penyesalan’ Masa remaja memang lekat dengan kisah-kisah asmara. Namun, bagi Dimas Eka Putra Satria Yudha, kegagalan kisah asmara justru menjadi inspirasi dalam membuat novel. PUJI HARTONO, Banjarnegara Cinta ditolak, rupiah kudapat. Sepertinya itu tepat disematkan kepada Dimas Eka Putra Satria Yudha, pelajar kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara. Betapa tidak, Dimas begitu ia akrab disapa mempunyai cara unik dalam mengekpresikan kisah perjalanan asmaranya. Jika banyak remaja memilih ‘galau’ saat patah hati, Dimas justru memilih untuk menuliskan kisah asmaranya. Tidak tanggung-tanggung, dari tulisannya, kini Dimas telah meraup jutaan rupiah setelah novel pertamanya yang berjudul ‘Bakpao Isi Penyesalan’ mulai beredar. Cetakan pertamanya memang masih seputar Jadebotabek, namun Bulan April mendatang rencananya akan beredar ke daerah-daerah lain. “Untuk nilai kontraknya sebesar Rp 30 juta dari penerbit untuk merampungkan tiga novel,” tuturnya sambil memperlihatkan karyanya. Lucu dan dramatis, kesan inilah yang ada dalam novel ‘Bakpao Isi Penyesalan’. Penggemar Raditya Dika ini mengatakan novelnya dengan 350 halaman ini berisi pengalaman pribadinya atas kegagalan kisah asmaranya. Namun, Dimas mengemas dengan gaya komedi. “Isinya tentang pengalaman pribadi. Saya ‘nembak’ cewek tujuh kali, ditolak Sembilan kali. karena sebagian belum sempat mengutarakan perasaan malah sudah ditolak,” ujarnya sambil tertawa. Pelajar yang sudah hobi membaca sejak kecil ini sebenarnya baru mulai aktif menulis sekitar akhir 2014 lalu. Saat itu, Dimas mengisahkan dirinya berniat membeli novel terbaru dari Raditya Dika yang berjudul ‘Koala Kumal’. Akantetapi, uang tabungannya hanya cukup untuk membeli novel, belum dengan ongkos kirimnya. Awalnya, pelajar yang lahir pada 17 Desember 1998 lalu ini ingin meminta uang kepada orangtuanya untuk membayar ongkos kirim. Namun, hal tersebut tidak dikabulkan. “Padahal, saat itu saya sedang ulang tahun dan uang ongkos kirim ini saya anggap sebagai kado. Tetapi tidak dikabulkan. Sejak saat itu, saya berteked kalau Raditya Dika bisa menulis, saya juga harus bisa,” kata pelajar yang saat ini mengaku masih jomblo itu. Mulai saat itu, Dimas mulai menulis cerpen. Dari tulisannya itu, kemudian dibagikan kepada teman sekolahnya untuk dibaca. Dan cerpen-cerpen karyanya pun mendapat respon bagus dari temannya. “Mereka memberi saran saya untuk menulis novel,” kata Dimas. Sekitar November 2015 lalu, novel ‘Bakpao Isi Penyesalan’ ini rampung ditulis dan dikirimkan ke penerbit di Depok, Jawa Barat. Setelah mendapat beberepa koreksi, akhirnya mulai awal tahun 2016, novel pertamanya mulai beredar. “Awalnya orangtua saya memang tidak percaya kalau tulisan-tulisan saya mau dicetak dan diterbitkna. Namun setelah datang langsung ke Depok bersama saya, sekarang hobi menulis mendapat dukungan didukung penuh dari orangtua,” pungkasnya.(*/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: