DBD Masih Jadi Ancaman
Tiga Pekan Terjadi 28 Kasus BANJARNEGARA – Kasus Demam Berdara Dengue (DBD) di Banjarnegara sepertinya tidak bisa dipandang sebelah mata. Meski belum ada korban jiwa akibat DBD di 2016, namun masyarakat diminta tetap waspada akan anacman penyakit tersebut. Di tahun 2016 saja, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara mencatat ada 28 kasus DBD hingga minggu ketiga ini. Jumlah kasus yang disebabkan penularan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini terus bertambah setiap minggunya. “Di awal tahun ini ada 28 kasus DBD. Kami masih menunggu laporan. Memang pada minggu ketiga ini tren kasus DBD ini naik. Makanya masyarakat harus waspada,” kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Banjarnegara, Sri Yuniarti, Rabu (20/1). Perempuan yang akrab disapa Yuni ini tak memungkiri jika setiap tahun di Banjarnegara selalu ada kasus DBD. Namun dengan jumlah kasus DBD yang ada belum masuk katagori Kejadian Luar Biasa (KLB). Menurut dia, saat ini wilayah kota masih menjadi endemis DBD. Sebab sampai saat ini wilayah perkotaan selalu ada kasus DBD. Hal ini disebabkan faktor permukiman padat serta masalah sanitasi. Di sisi lain, masyarakat perkotaan juga memiliki mobilitas yang tinggi. Oleh karenanya, selain digigit nyamuk yang berkembang biak di lingkungan, ada juga kasus karena tergigit nyamuk aedes aegypti di luar kota. "Selain itu, karena tingginya aktivitas masyarakat perkotaan sehingga kondisi lingkungan kurang terawatt. Makanya kami harap masyarakat tetap melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) untuk memutus siklus hidup nyamuk aedes aegypti,"tandasnya. Untuk penanganan lain, pihaknya juga melakukan pemetaan, wawancara dengan masyarakat, serta melakukan pemeriksaan epidemologi. Selain itu, Yuni juga menunggu laporan dari masyarakat jika terjadi kasus DBD. “Dulu kami hanya memperoleh info dari rumah sakit, sebelum kemudian Puskesmas terdekat untuk menindaklanjuti. Tetapi sekarang, ketua RT bisa melapor ke Dinkes terkait kasus DBD,” ujarnya. Yuni menambahkan, bagi masyarakat yang merasa terjadi tanda-tanda DBD seperti badan yang panas-dingin diminta untuk segera mengakses pelayanan kesehatan terdekat baik di Puskesmas maupun swasta. “Semuanya harus lebih waspada. Sebenarnya tidak bisa menyalahkan cuaca, yang penting menjaga pola kebersiahan lingkungan tetapi memang dengan cuaca yang seperti ini banyak kasus DBD,” pungkasnya. (uje)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: