445 Hektare Sawah Terendam Banjir, Kerugian Mencapai Rp 2 Miliar

445 Hektare Sawah Terendam Banjir, Kerugian Mencapai Rp 2 Miliar

MERUGI : Sedikitnya 445 ha sawah di dua desa di Kecamatan Majenang terdampak banjir, Rabu (17/11) lalu. Potensi kerugian mencapai Rp 2 miliar. CILACAP - Sedikitnya 445 hektar (ha) sawah di dua desa di Kecamatan Majenang, terdampak banjir, Rabu (17/11) lalu. Dengan rincian 150 ha sawah siap panen di Desa Pahonjean, dan 295 ha sawah di Desa Mulyasari. Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Widjonardi menyampaikan, untuk sawah terdampak di Pahonjean berpotensi puso atau gagal panen, dan sebagian di Mulyasari sedang panen. "Sebanyak 295 ha sawah di Desa Mulyasari, sebagian sedang panen. Jadi kalau ada panenan yang belum sempat dibawa pulang ya kabur sudah," ungkap dia, Jumat (19/11). Dengan sawah terdampak sebanyak 445 ha tersebut, jika per hektarnya mampu memproduksi sebanyak 6 sampai 7 ton Gabah Kering Panen (GKP), dan per kwintalnya dihargai minimal Rp 450.000, artinya potensi kerugian petani akibat gagal panen bisa mencapai Rp 2.002.500.000. "Belum rumah-rumah yang terdampak," imbuhnya. Untuk warga terdampak sendiri, dia menambahkan, memang sebagian sempat mengungsi ke sejumlah lokasi pada Rabu (17/11) sore, tetapi Kamis (18/11) sebagian besar sudah pulang ke rumah masing-masing. "Hanya kami khawatir, kalau masih terjadi hujan lebat, akan terjadi (banjir) lagi. Seperti sore ini, Majenang sedang hujan lebat," terang Widjonardi. Untuk bantuan sendiri sudah berdatangan diantaranya dari Pemprov Jawa Tengah, yang mengirimkan empat tandon air. "BPBD Cilacap sendiri sudah mengirim satu tanki air, dan tankinya kita tinggal di Majenang, barangkali sewaktu-waktu dibutuhkan. Demikian juga bantuan permakanan sudah dikirim oleh Dinas Sosial," tandasnya. Pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada, mengingat intensitas hujan masih tinggi. "Kita sudah siapkan perahu dari BPBD, saat ini masih standby, demikian juga relawan masih standby," tandasnya. https://radarbanyumas.co.id/akibat-keong-petani-tunda-tanam-padi/ Anggota Koramil 13/Majenang Pelda Mugianto mengungkapkan, luapan air saat ini sudah mulai surut, dan aktivitas warga juga sudah mulai normal. "Saat ini warga melaksanakan pembersihan di sekitar rumah dan sebagian warga melanjutkan panen padi akibat terendam air yang menggenangi persawahan mereka," jelas dia setelah melakukan pengecekan wilayah terdampak banjir. (nas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: