Macan Tutul Nusakambangan Muncul, Terekam di Camera Trap, Diprediksi Jumlahnya Ada 18 Ekor

Macan Tutul Nusakambangan Muncul, Terekam di Camera Trap,  Diprediksi Jumlahnya Ada 18 Ekor

LANGKA: Beberapa ekor macan tutul atau macan kumbang yang memiliki nama latin Panthera Pardus Melas menampakan diri di Pulau Nusakambangan dalam beberapa bulan terakhir. CILACAP - Seekor macan tutul atau macan kumbang yang memiliki nama latin Panthera Pardus Melas 'berkeliaran' di Pulau Nusakambangan. Kemunculan macan itu berhasil ditangkap kamera oleh pekerja PT SBI yang sedang mengendarai kendaraan proyek terbuka di Nusakambangan. Dengan leluasanya pekerja tersebut mengambil video macan tutul tersebut tanpa ancaman dari satwa yang padahal dikenal buas itu. Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Cilacap Dedi Rusyanto mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah macan tutul dalam video tersebut benar di Nusakambangan. Tetapi, dia tidak membantah kalau masih ada habitat macan tutul di Nusakambangan. "Masih kami telusuri videonya. Namun di Nusakambangan betul ada beberapa individu macan tutul," kata Dedi, Rabu (3/11). Dedi menjelaskan, hasil monitoring dengan camera trap yang BKSDA pasang di sejumlah lokasi di Nusakambangan wilayah timur memang beberapa kali berhasil merekam kemunculan macan tutul. Diantaranya pada 1 September dan 11 Oktober 2021 lalu. Untuk jenisnya sendiri antara macan tutul dan macan kumbang yang berwarna hitam sebenarnya adalah jenis spesies sama dengan nama latin panthera pardus melas. "Ada fase-fase gelap dan terang. Kalau sedang terang bisa kelihatan jelas (tutul-tutul). Memang ada kelihatan sekilas hitam, tetapi kalau kita amati ada tutulnya memang. Tutul atau kumbang itu kan nama daerah, nama latinnya kan panthera pardus," terangnya. Hasil monitoring menggunakan camera trap pihaknya di Nusakambangan bagian timur setidaknya ada empat ekor Panthera Pardus. Dan diyakini lebih dari sepuluh ekor dengan yang berada di Nusakambangan bagian tengah dan barat. "Kalau jumlah keseluruhan satu pulau memang butuh proses lagi, butuh lama karena perbatasan alat dan jumlah luasan kawasan hutan. Namun mendasari olah data di wilayah timur, dan barat, itu kurang lebih ada 18 ekor," ungkap dia. Meski kemunculannya diketahui manusia, sebagai satwa liar yang dilindungi, macan tutul menurut dia tidak cukup berbahaya, selagi kebutuhan pakan masih seimbang. https://radarbanyumas.co.id/pemkab-cilacap-desak-kelola-nusakambangan-ke-pusat-berpotensi-sumbang-pad-untuk-pariwisata/ "Macan tutul kan memiliki insting, mampu mendeteksi membedakan, mana yang bisa didekati, dan dihindari, mana pakannya, mana yang bisa menjadi ancaman, dia memiliki insting untuk itu," jelasnya. Jika kebutuhan pakan macan tutul tidak lagi seimbang, diprediksi akan terjadi konflik kepentingan satwa tersebut. "Misal ada hewan ternak milik manusia yang akan dihabisi oleh macan," tandasnya. (nas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: