Cuaca Buruk, Nelayan Cilacap Ada yang Nekat Melaut Meski Hasil Tak Maksimal

Cuaca Buruk, Nelayan Cilacap Ada yang Nekat Melaut Meski Hasil Tak Maksimal

CILACAP - Setelah sebulan 'nganggur', nelayan di Kabupaten Cilacap mulai melaut. Meski baru sebagian nelayan. Soalnya, angin kencang dan gelombang tinggi 4,0 - 6,0 meter saat ini masih mengintai perairan selatan Jawa. Diakui Slamet, seorang nelayan, gelombang tinggi tidak menghalangi. Dia sengaja berangkat untuk mencari ikan demi memenuhi kebutuhan ekonomi. https://radarbanyumas.co.id/cuaca-buruk-hasil-tangkapan-nelayan-turun-drastis/ "Resiko di laut memang ada saja, tapi harus dihadapi dan dipersiapkan matang. Termasuk peralatan pendukung kapal dan persedian logistik," katanya. Biasanya sekali perjalanan membutuhkan biaya operasional sekitar Rp 200 ribu. Sementara itu saat cuaca buruk biasanya nelayan mendapatkan sekitar 25 kilogram ikan layur. Kadang itu tidak sebanding dengan biaya operasionalnya. Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia(HNSI) Cilacap, Sarjono mengatakan, meski ada yang melaut masih banyak nelayan yang memilih untuk menambatkan perahu di bibir pantai maupun sungai sembari memperbaiki jala dan mencari pekerjaan lain. Sarjono mengimbau nelayan di Cilacap untuk tidak melaut dulu. Khususnya, nelayan yang kapalnya di bawah 10 GT. Karena gelombang tinggi yang masih mengintai. "Kapal yang diatas 20 GT - 30 GT ke atas untuk berhati-hati jika melaut. Untuk kapal di bawah 10 GT jangan melaut dulu. Potensi gelombang masih tinggi," kata dia. Menurutnya, beberapa para nelayan sering mengabaikan perlengkapan keamanan saat melaut. Padahal pihaknya tak kurang-kurang mengingatkan para nelayan untuk selalu safety. "Sapras nelayan seperti life jacket sejauh ini lengkap, tapi kalau nelayan ada bahasanya ribet untuk dipakai, kesulitannya kita seperti itu. Jadi perlu di dorong terus menerus untuk penggunan life jacket untuk keselamatan aktiflvitas nelayan," ujar Sarjono. (ray)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: