Risiko Vaping Diklaim Lebih Rendah Dibanding Rokok

Risiko Vaping Diklaim Lebih Rendah Dibanding Rokok

EDUKASI : Komunitas vape dan seluruh vapestore di Kabupaten Cilacap menggelar Vape Talkshow tentang Vape Education di Warung Asik Cilacap, Sabtu (2/11). (NASRULLOH/RADARMAS) Tidak Memiliki Kandungan TAR CILACAP-Pasca Vape masuk indonesia sekitar tahun 2012, masih banyak masyarakat yang miskonsepsi akan vape. Padahal secara konsep, vaping merupakan solusi alternatif bagi perokok. Penasehat AVI (Asosiasi Vape Indonesia), Dimasz Jeremia mengatakan, secara konsepsi, vaping menjadi solusi bagi perokok yang ingin berhenti atau ingin mengurangi konsumsi residu tembakau atau TAR (Total Aerosol Residue). "Kita semua tahu kalau TAR ini adalah penyebab berbagai penyakit. Nah vaping ini memang nikotinnya masih ada, tetapi TARnya sudah tidak ada lagi. Jadi resikonya hanya lima persen," ucap Dimasz saat Vape Talkshow tentang Vape Education di Warung Asik Cilacap, Sabtu (2/11) lalu. Dimasz mengkitisi, ketika pemerintah menyatakan kalau vape memiliki resiko atau bahaya yang sama seperti rokok. Hal tersebut menurut dia pengertian yang salah, karena pemerintah belum melakukan penelitian lokal. Karena belum ada penelitian, banyak oknum pejabat yang berprasangka atau prejudice, karena vape ini masih mengeluarkan asap dan mengandung nikotin jadi masih berbahaya. Padahal sudah banyak penelitian yang menyebutkan, kalau nikotin itu memang menyebabkan kecanduan, tetapi tidak ada bukti yang menyebutkan kalau nikotin itu mengandung karsinogen atau zat yang menyebabkan penyakit kanker atau penyakit. "Kalau dilakukan penelitian saya yakin hasilnya vape itu memang masih memiliki emisi atau gas buang. Tetapi emisinya masih jauh dibawah emisinya rokok," imbuhnya. Dia juga mengkritisi program pemerintah tentang Indonesia Bebas Asap Rokok yang ternyata tingkat keberhasilannya hanya 3 sampai 5 persen. Sisanya, 95 persen tidak berhenti merokok karena program tersebut. Dalam menyikapi vape, kebijakan pemerintah Indonesia berbeda dengan pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang setelah melakukan penelitian, mereka lebih mendukung atau pro vape. Sejak kebijakan tersebut, Jepang mengalami penurunan orang merokok sebanyak 15 persen setiap tahunnya. Hal tersebut yang membuat Jepang yakin kalau saat olimpiade Jepang 2020 mendatang, mereka benar-benar bisa bebas asap rokok. "Akibatnya tingkat kesehatan masyarakat naik, dan ketergantungan masyarakat terhadap obat menurun," ungkapnya. Oleh karena itu, menurut dia tidak bijak ketika pemerintah terus melakukan pengetatan terhadap vaping. Karena itu tidak berdasarkan penelitian terlebih dahulu. "Dan di Indonesia sayangnya belum ada penelitian tentang itu," jelasnya. Hal lain yang dia sayangkan adalah terkait pengkategorian vape sebagai Hasil Pengelohan Tembakau Lainnya (HPTL). Karena masuk kategori HPTL, menyebabkan vape masuk Barang Kena Cukai (BKC). Vape, dia menambahkan, tidak mengandung tembakau, tetapi vape mengandung nikotin. Nikotin memang paling murah didapatkan di tembakau. Tetapi di vape, sudah tidak ada unsur tembakau. Dan unsur nikotin yang ada di vape bukan dari tembakau. "Oleh karena itu, saya termasuk yang tidak setuju kalau vape itu dimasukkan dalam HPTL," tandasnya. Perwakilan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Cilacap dari Bidang Penindakan dan Penindakan, Diki Widiantoro mengatakan, liquid vape termasuk BKC hasil tembakau jenis HPTL. Dan pada Peraturan Menteri Keuangan nomor 146 tahun 2017 menyebutkan, setelah 1 Juli 2018 liquid vape wajib berpita cukai. "Ada sanksi bagi vape store yang menjual liquid vape tanpa pita cukai," ucapnya. Dari hasil pengecekannya, hampir semua vape store di Cilacap yang sudah memiliki plang namanya rata-rata sudah berpita cukai. "Vape store di Cilacap yang sudah ada plang namanya rata-rata sudah berpita cukai," tandasnya. Meski diiringi hujan deras, itu tidak menyurutkan semangat para vapers di cilacap hadir pada acara talkshow tersebut. Tidak kurang dari 100 peserta dari komunitas vape Cilacap, Purwokerto, dan Kebumen hadir pada Talkshow tersebut. (nas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: