DBD Menyerang, Tiga Meninggal Dunia

DBD Menyerang, Tiga Meninggal Dunia

DATANGI RUMAH : Petugas Puskesmas Majenang 1 mendatangi rumah warga untuk meneliti jumlah jentik nyamuk penyebab DBD. HARYADI/RADARMAS MAJENANG - Demam Berdarah Dengue (DB) terus menggila. Jumat (8/2) kemarin, ada tiga warga Desa Sindangsari Kecamatan Majenang dinyatakan terkena DB. Sementara di Cilacap, tiga orang meninggal dunia karena DBD. "Ada tiga yang dirawat. Tapi satu orang masih belum dipastikan karena menunggu hasil tes laboratorium," kata Kepala Puskesmas Majenang 1, Sri Wahyuni, kemarin. Dia menjelaskan, salah satu pasien bahkan harus dirujuk ke rumah sakit di Banyumas. Hal ini dilakukan karena beberapa pertimbangan. Salah satunya adalah tenaga spesialis yang lebih lengkap. "Ada yang dirujuk ke Banyumas," kata dia. Pihaknya sejak tiga hari terakhir sudah melakukan Penyelidikan Epidemiologis (PE). Petugas menyisir rumah warga yang berada di dalam radius korban meninggal. Mereka mendapati jentik nyamuk dalam jumlah besar. Di beberapa rumah bahkan angka jentik tergolong tinggi. "Rata-rata sepuluh persen," kata dia. Menurut dia, Puskesmas kemarin juga menggelar Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) bersama warga Dusun Muktisari Desa Sindangsari. Namun kegiatan ini terkendala hujan deras yang menguyur sekitar pukul 08.30 hingga menjelang siang. Namun kegiatan ini akan kembali dilakukan sampai tidak ada lagi jentik nyamuk. "Setelah PSN kita cek lewat PE lagi sampai tidak ada jentik nyamuk," ungkapnya. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap menyebutkan, selama Januari hingga awal Februari ini ada 119 kasus DB ataupun Demam Berdarah Dengue (DBD). Jumlah terbanyak berada di Kecamatan Kroya dan Binangun. Di wilayah pelayanan Puskesmas Kroya I ada 32 kasus, dan Kroya II ada 17 kasus. Total di Kecamatan Kroya sudah ada 49 kasus DBD sejak awal tahun. Namun dengan adanya kasus di Kecamatan Majenang ini, jumlahnya bertambah. Korban meninggal dunia yang kini mencapai tiga orang. Sebelumnya sudah ada dua korban meninggal. Sepanjang Januari lalu, Kecamatan Majenang masih aman dari serangan DB dan DBD dan baru muncul pada Februari ini. Ironisnya, di tengah kenaikan jumlah kasus DBD di Kabupaten Cilacap, kendala mulai muncul. Beberapa alat fogging milik Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap rusak. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Kuswantoro mengatakan, Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap memiliki mesin fogging enam unit yang dalam keadaan normal. Penambahan mesin direncanakan pada tahun 2020 mendatang. "Tahun ini tidak ada penambahan mesin fogging,"ujarnya, Jumat (8/2). Dia menjelaskan, mesin fogging yang rusak ada enam unit. Mesin-mesin tersebut tidak dapat lagi digunakan. Untuk perbaikan terkendala pada ketersediaan sparepart. "Harga satu mesin fogging sampai Rp 40.000.000," jelasnya. Menurut dia, dana fogging sendiri masih cukup sampai pertengah tahun 2019. Tahun ini Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap juga mendaparkan bantuan dari pemerintah pusat berupa insektisida 200 liter dan abate 100 kilogram. "Meskipun demikian dalam pemberian insektisida dan abate kami selektif. Tidak asal-asalan," kata Kuswantoro. (har/yda/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: