Sepekan, DBD Rengut Dua Nyawa

Sepekan, DBD Rengut Dua Nyawa

Grafis CILACAP-Dalam sepekan, Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah mengakibatkan dua orang di Kabupaten Cilacap meninggal dunia. Pertama adalah warga Jalan Sawo Kelurahan Tegalreja, anak berusia 10 tahun meninggal dunia karena DBD, Jumat (1/2). Satu korban lainya di Desa Kuripan Kecamatan Kesugihan. Seorang anak usia 7 tahun meninggal dunia karena DBD, Sabtu (2/2).   "Kalau sebelumnya kita sudah melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), hari ini kita langsung melakukan fogging di sekitar lokasi meninggalnya korban DBD di Jalan Sawo," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Kuswantoro, Rabu (6/2). Dia menjelaskan, sejak 1 Januari 2019 hingga Rabu (6/2), sudah 118 kasus DBD menyerang Cilacap. Dari 118 tersebut, untuk Januari ada 93 kasus, dan Februari sudah ada 26 kasus. Menurut dia, distribusi kasus saat ini ada kecenderungan di daerah Cilacap Timur. Kasus terbanyak ada di Kecamatan Kroya. Di wilayah pelayanan Puskesmas Kroya I ada 32 kasus, dan Kroya II ada 17 kasus. Total di Kecamatan Kroya sudah ada 49 kasus DBD sejak awal tahun. "Hampir 50 persen kasus DBD ada di Kroya. Sisanya ada Binangun, Adipala, Sampang, dan di kota sendiri relatif belum banyak," ungkapnya. Hasil penulusan Dinas Kesehatan, kasus di Kroya tidak menumpuk di satu wilayah, tetapi menyebar ke beberapa desa. Ada di Desa Bajing, Ayam Alas, Pesanggrahan. Hal tersebut juga terjadi di Kecamatan Binangun dan Adipala, yang tidak menumpuk di satu desa. "Artinya tidak menumpuk di satu tempat. Berarti semua tempat berpotensi muncul DBD," kata dia. Di bulan yang sama pada tahun lalu, awal tahun ini meningkat drastis, yakni hingga 11 persen. Kalau Januari 2018 hanya ada 7 kasus, dan Pebruari kasus DBD di bawah 10. "Kalau sebelumnya DBD cenderung menyerang daerah perkotaan, tahun ini cenderung menyerang daerah perdesaan. Ini fenomena menarik, karena itu di luar kebiasaan," ungkapnya. Dia memprediksi, banyak tempat-tempat persembunyian nyamuk yang kurang diperhatikan masyarakat perdesaan. Fenomena pergeseran wilayah ini juga terjadi di sebagian besar Provinsi Jawa Tengah. Hasil rilis Dinkes Jawa Tengah, untuk yang di kota seperti Kota Semarang, Surakarta, Tegal yang sebelumnya ranking atas, saat ini tidak. Justru kabupaten pinggiran seperti Kabupaten Cilacap dan Banyumas, Kebumen, ada kenaikan kasus. "Peningkatan kasus DBD dominan dipengaruhi oleh faktor cuaca. Di mana sekarang curah hujan cukup tinggi, dan mobilitas penduduk cukup tinggi, itu sangat memudahkan penyebaran ditranmisikan ke tempat lain," ujarnya. Kasus di kota menurun, karena sebelumnya didorong kegiatan PSN yang intensif. Sehingga kemungkinan populasi nyamuk di kota menurun. Perlu kewaspadaan masyarakat, terutama deteksi dini terhadap keluarga yang tiba-tiba panas mendadak, harus segera mencari pengobatan di Puskesmas atau rumah sakit. Kepada masyarakat, dia menghimbau masyarakat akan pentingnya PSN. Karena akan percuma dilakukan foging, apabila jentik nyamuknya tidak diberantas. "Kami menganjurkan kepada masyarakat untuk mengedapankan PSN. Dengan menguras, mengubur dan menutup tempat-tempat yang bisa kemasukan air, dan jadi sarang nyamuk," imbuhnya. Sementara itu, salah satu pemicu tingginya kasus DBD di Cilacap bagian timur, diduga karena Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) tidak berjalan. Kepala UPT Puskesmas Binangun, dr Lini Nur'Aini mengatakan, jika pihaknya turun ke lapangan, jentik nyamuk masih ditemukan di tempat minum burung dan ban-ban bekas. "PSN ya tidak jalanlah, kalau menurut saya," ujarnya. Dia menjelaskan, kasus DBD di Binangun sudah mencapai 30 kasus lebih. Terkait informasi adanya korban yang meninggal dunia dari warga Binangun karena DBD, dirinya tidak bisa memberikan komentar karena tidak meninggal di UPT Puskesmas Binangun. "Meninggalnya di rumah sakit. Informasinya bukan karena DBD," ujarnya. Menurut dia, jika kegiatan PSN benar-benar aktif, tidak ada DBD. Dari kecamatan juga sudah mengeluarkan surat edaran agar semua desa di Binangun melaksanakan PSN minimal seminggu sekali. (nas/yda/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: