Tak Kuat Nanjak, Odong-odong Terguling di Kroya

Tak Kuat Nanjak, Odong-odong Terguling di Kroya

KROYA-Diduga tidak kuat menanjaK, sebuah odong-odong dengan 38 penumpang terguling di jembatan perbatasan Desa Bajing Kulon dan Desa Kedawung Kroya, Sabtu (20/1). Sebanyak 20 orang penumpang mengalami luka-luka dan 6 diantaranya harus dirawat di rumah sakit. Satu orang mengalami patah tulang dan lima lainnya mengalami luka robek dan lecet. RAWAT-Korban kecelakaan tunggal odong-dodong terguling menjalani perawatan medis di RS Aghisna Kroya.DARYANTO/RADARMAS Kronologi kejadan, sekitar pukul 07.00, odong-odong yang dikemudikan oleh Kuswanto (26) wartga Desa Kedawung, berangkat untuk mengantar ibu-ibu yang akan menghadiri pengajian Mamah Dedeh di Adipala. Saat berangkat, kendaraan yang sebenarnya tidak laik untuk angkutan orang tersebut terlihat lancar. Memasuki jembatan yang menanjak, kendaraan hanya mampu naik separuh jalan dan tidak kuat. Kemudian kendaraan mundur. Diduga remnya blong, kendaraan meluncur deras dan terguling. Penumpang berhamburan saat odong-odong terguling. Kebanyakan penumpang mengalami luka lecet karena terbentur saat odonong-odong terguling. Teriakan ibu-ibu yang terguling bersama odong-odong membuat warga sekitar berhamburan keluar rumah. Petugas piket dari Pos Lalu-lintas Kroya, Brigadir Wasis Wahyono bersama warga, menolong para penumpang dan membawa penumpang yang mengalami luka ke rumah sakit. Ada yang dibawa ke PKU Muhammadiyah Kroya dan RS Aghisna Kroya. Sedangkan yang luka ringan langsung diantarkan pulang ke rumah masing-masing. “Sementara kami menolong korban ke rumah sakit dan mengamankan pengemudi kemudian melaporkan kejadian ini ke pimpinan,”kata dia. Sejumlah keluarga korban yang ditemui di rumah sakit mengaku beruntung odong-odong hanya terguling. Sebab kalau sampai terjatuh ke bawah drainase yang dalamnya sekitar dua meter maka akan lebih parah lagi. “Kalau ibu saya luka robek di kaki dan masih dirawat karena mendapat 17 jahitan. Kami juga tidak mengira akan terjadi seperti ini,”kata Budiono (46) salah seorang keluarga korban. Kepala Desa Bajing Kulon, Saryono mengatakan, jembatan tersebut memang sangat rawan karena berbelok dan menanjak, khususnya dari arah Desa Kedawung. "Ini memang menjadi salah satu problem. Sebab jembatan tersebut ada enam arah jalan. Tiga di sisi timur dan tiga di sisi barat, sehingga ada empat jalan yang menikung dan langsung menanjak,”jelas dia.(yan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: