Tanah Longsor Tutup Jalan

Tanah Longsor Tutup Jalan

Banjir Meluas, Sekolah Diliburkan CILACAP - Setelah Kecamatan Sidareja, Gandrungmangu dan Kampung Laut dilanda banjir, giliran Desa Madura Kecamatan Wanareja yang mengalami kejadian ini. Banjir mulai menggenangi perkampungan warga Selasa (14/11) malam, sekitar pukul 22.00 akibat meluapnya sungai Cibaganjing yang jebol di 4 titik sepanjang 15 meter. AKibatnya, 104 rumah warga terendam banjir setinggi 70 sentimeter. "Banjir terjadi karena tanggul sungai Cibaganjing jebol sepanjang lima belas meter hingga air meluap," ujar Kasi Trantib Kecamatan Wanareja, Sunarto, Rabu (15/11) kemarin. Dia mengatakan, daerah yang terendam ada di Dusun Purwosari dan Margasari. BERSIHKAN LONGSOR : Petugas bersama relawan membersihkan material longsor yang menutup jalan.HARYADI/RADARMAS Ketinggian air di pekarangan dan jalan setinggi dada orang dewasa. Sementara di dalam rumah bisa mencapai 70 sentimeter. Sampai siang kemarin, warga terdampak mengungsi ke rumah kerabat terdekat yang aman dari genangan. Selain itu ada sebagian warga yang terpaksa berteduh di pabrik pembuatan batu bata merah. "Warga mengungsi ke rumah kerabat. Ada juga yang ke pabrik bata. Kalau jumlah pengungsi masih dalam pendataan," kata dia. Banjir juga merendam SMPN 2 Wanareja hingga siswa terpaksa diliburkan. Sebab genangan masuk ke ruang belajar dengan ketinggian sekitar 40 sentimeter. Air pertama kali masuk ke dalam lingkungan sekolah tersebut pada Selasa malam, sekitar pukul 22.00. "Siswa belajar di rumah karena kelas tergenang air," ujar Kepala SMPN 2 Wanareja, Tarno, kemarin. Dia mengatakan, pihak sekolah berupaya agar air bisa cepat keluar dari lingkungan dan ruang kelas dengan menggunakan pompa. Langkah tersebut diharapkan bisa mengeringkan kelas dan halaman sekolah agar bisa dipakai kembali oleh siswa dan mendukung Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Langkah ini mulai menampakan hasil pada siang hari dimana air mulai menunjukkan tanda-tanda surut. "Air disedot pakai pompa," ujarnya. Sampai kemarin, pihaknya masih menghitung dan memeriksa kerugian akibat banjir. Seperti rusaknya sejumlah dokumen, terutama yang berada di laci bawah lemari. Sementara peralatan komputer masih bisa diselamatkan karena berada di atas meja hingga relatif lebih aman. "Masih kita hitung, terutama dokumen yang tersimpan di laci bawah," imbuhnya. Semenatara itu, banjir di Kecamatan Sidareja sampai kemarin juga belum mengalami banyak perubahan dibandingkan hari sebelumnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap mencatat masih ada pengungsi di 4 titik. Namun ketinggian air mulai surut sekitar 40 sentimeter. Hanya saja, air masih tetap menggenangi rumah warga di Desa Gunungreja dan Sidareja hingga mereka terpaksa bertahan di lokasi pengungsian. "Air mulai surut," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Tri Kumara melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Martono, kemarin. Selain banjir, hujan deras selama dua hari kemarin juga mengakibatkan tanah longsor di Desa Dayeuhluhur dan menutup ruas jalan Dayeuhluhur-Bingkeng. Kemarin alat berat berupa loader dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy didatangkan untuk membuka akses jalan. Pekerjaan ini diperkuat oleh sejumlah petugas dari instansi terkait dan relawan. Sampai siang kemarin, material tanah secara perlahan berhasil di kurangi ketebalannya. (har/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: