Usulan 500 Tangki Air Bersih untuk Bantu Daerah Rawan di Cilacap Dicoret

Usulan 500 Tangki Air Bersih untuk Bantu Daerah Rawan di Cilacap Dicoret

CILACAP - Kemarau yang mulai datang, mulai mengancam wilayah rawan krisis air bersih di Kabupaten Cilacap, Ironisnya, pengadaan 500 tangki air bersih yang diusulkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap untuk menangani daerah-daerah yang rawan kekeringan pada musim kemarau, malah dicoret. Pemkab hanya menyetujui usulan BPBD Cilacap sebanyak 100 tangki air bersih. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Drs Tri Komara Sidhy W MM memastikan, pencoetan jumlah tangki air bersih yang diinginkan BPBD tidak membuat pelayanan dropping air bersih ke desa-desa yang berada di 14 kecamatan menjadi terganggu. "Hanya disetujui 100 tangki. Mungkin dari pemerintah daerah menilai dengan 100 tangki air bersih sudah mencukupi. Nantinya jika air bersih yang disiapkan kurang, kita diperbolehkan untuk menambah. Fleksibellah, kalau kurang ya ditambah" ujarnya. SIAGA : Armada tangki air bersih mulai disiagakan BPBD Cilacap untuk mengantisipasi lonjakan permintaan bantuan air bersih. (YUDHA IMAN PRIMADI/RADARMAS) Dia menjelaskan, untuk tahun lalu BPBD Cilacap tidak sampai harus melakukan dropping air karena tidak adanya musim kemarau. Dengan prediksi BMKG bahwa tahun ini kemarau yang terjadi merupakan kemarau normal, dia meyakini 100 tangki air bersih yang disiapkan cukup. "Sampai saat ini kami sudah mengirimkan 6 tangki untuk Desa Binangun, Bantarsari dan Desa Grugu Kawunganten. Seingat saya dropping dilakukan sekitar bulan Juni lalu sebelum lebaran," jelas dia. Kepala Markas PMI Kabupaten Cilacap, Suherman mengatakan, PMI Cilacap berperan dalam setiap kegiatan untuk misi kemanusian, termasuk dalam mengatasi dampak bencana kekeringan. Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, di Cilacap terdapat wilayah-wilayah dengan tipikal jika musim hujan banjir sebaliknya jika musim kemarau kekeringan. Di daerah dengan tipikal semacam ini, masyarakatnya seringkali menampung air hujan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. "Yang seperti itu tentu dari segi kesehatan belum memenuhi syarat. Untuk jadwal dropping, kami selalu berkordinasi dengan BPBD jangan sampai terjadi overlapping. Desa yang sudah menerima dropping air dari BPBD sebisa mungkin tidak lagi menerima dropping dari PMI, begitu juga sebaliknya," jelasnya. Mengenai daerah-daerah mana saja yang rawan kekeringan, , pihaknya tidak sampai melakukan pemetaan ke arah sana. Dalam melakukan dropping air bersih pun PMI bergerak atas dasar permintaan dari masyarakat dengan melihat kemampuan yang dimiliki PMI. "Permintaan tersebut juga kalau bisa tidak melalui sambungan telepon tetapi permintaan dibuat langsung secara tertulis. Mohon maaf selama ini terkadang masih saja ada pihak yang meminta dropping air hanya melalui sambungan telepon,"imbuh dia. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: