BPBD Cilacap Kewalahan Tangani Satu Ibu Hamil

BPBD Cilacap Kewalahan Tangani Satu Ibu Hamil

Tak Mau Pindah, Tempati Rumah Retak Parah Tetap Lakukan Pantauan CIMANGGU Salah satu korban bencana pergerakan tanah di Dusun Sindanghayu Desa Bantarmangu Kecamatan Cimanggu bersikukuh tidak mau mengungsi meskipun rumahnya rusak berat. Dia bergeming meski sudah berulang kali dibujuk perangkat desa dan pihak terkait dengan pertimbangan sudah hamil 8 bulan. ENGGAN PINDAH : Salah satu ibu hamil yang ada di Dusun Sindanghayu, Bantarmangu tak mau pindah meski rumahnya menjadi korban bencana pergerakan tanah. (HARYADI NURYADIN/RADAR BANYUMAS) "Dia sudah kita bujuk tapi tetap tidak mau pindah," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Kumara melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Martono, Jumat (3/3) kemarin. Dia mengatakan, belum mendapatkan nama lengkap perempuan tersebut. Keluarga tersebut tetap bertahan meski rumah mulai menunjukkan tanda-tanda keretekan di seluruh bagian rumah. Hal ini dikarenakan keluarga merasa lebih betah tinggal di rumah sendiri. Sementara jika harus mengungsi ke kerabat terdekat, butuh banyak pertimbangan. "Alasannya lebih kerasan di rumah sendiri," kata dia. Keluarga tersebut dipastikan korban bencana dan masuk dalam kategori rentan. Terlebih persalinan perempuan itu tinggal sebulan lagi dan bahkan hitungan hari. Karena itulah, pihaknya bersama aparat terkait dan petugas medis terus memantau perkembangan perempuan tersebut. "Kondisi kesehatan terpantau terus oleh petugas medis dan bidan desa," katanya. Jika merujuk pada kondisi keluarga sebagai korban bencana alam, maka ada kewajiban pemerintah untuk membebaskan biaya persalinan. Termasuk jika ibu dan bayi itu membutuhkan perawatan medis lebih lanjut seperti di rumah sakit terdekat. "Biasanya seperti itu. Keluarga ini termasuk korban bencana," katanya. Data di BPBD Kabupaten Cilacap menyebutkan ada 5 keluarga di Dusun Sindanghayu Desa Bantarmangu yang sudah diungsikan karena rumah mereka roboh. Mereka mengungsi ke kerabat terdekat yang rumahnya masih aman. Selain juga ada 11 rumah rusak berat akibat pergerakan tanah yang terjadi Januari lalu. Saat ini pergerakan tanah disana sudah berhenti. Pekan lalu, tim dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi sudah menurunkan tim untuk mensurvey kejadian di sana. Tim ini juga melakukan hal serupa di Dusun Jatiluhur Desa Padangjaya Kecamatan Majenang. Hasil kajian akan dikirimkan dalam bentuk surat rekomendasi dan diperkirakan baru akan diterima BPBD Cilacap akhir pekan ini atau awal pekan depan. Sementara itu, warga Dusun Jatiluhur saat ini mulai mengeluhkan sakit gatal-gatal. Kondisi ini sudah dirasakan sepekan terakhir. Sejumlah warga mengaku tidak tahu persis penyebab gangguang kesehatan itu. "Pada lapor ke saya, katanya gatal-gatal. Kami tidak tahu persis penyebabnya apakah karena cuaca atau air bersih," ujar Kepala Dusun Jatiluhur, Tarsono. (har/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: