Longsor Terus Landa Cilacap Barat

Longsor Terus Landa Cilacap Barat

Tutup Tanggul Jebol, BBWS Cintanduy Kerahkan 2000 Karung CILACAP-Sepakan terakhir, bencana terus melanda Cilacap. Terbaru, bencana longsor kembali terjadi di Dusun Bingkeng, RT 02 RW 01 Desa Bingkeng, Kecamatan Dayeuhluhur. Akibatnya, jalan kabupaten yang menghubungkan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat sempat tetutup, Selasa (29/11/2016) sekira pukul 04.30. “Tebing 15 meter yang berada persis di tepi jalan tersebut longsor hingga menutup jalan sepanjang 25 meter," kata Kapolres Cilacap AKBP Yudo Hermanto SIK melalui Kaposek Dayeuhluhur AKP Ponijan sambil menambahkan jalur tersebut adalah jalur penghubung Desa Bringkeng Dayeuhluhur, ke Desa Kaso Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kapolsek menjelaskan, untuk menanggulangi bencana tersebut pihaknya berkordiasi dengan Koramil 17 Dayeuhluhur serta dari Sat Pol PP Kecamatan Dayeuhluhur dan relawan untuk melaksanakan kerja bakti menyingkirkan material yang menutupi jalan dengan dibantu oleh warga sekitar. “Dengan peralatan seadanya akhirnya pada pukul 11.00 wib jalan kembali bisa dilewati kendaraan setelah semua material tanah yang meutupi jalan bisa disingkirkan,” kata Kapolsek. Sementara itu, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy kini mulai mengajukan bantuan dana ke pemerintah pusat. Langkah ini dilakukan setelah sejumlah tanggul sungai Cilopadang, Cikawung dan Cilumuh jebol di berbagai titik. "Ini sedang kita ajukan. Mudah-mudahan bisa," ujar Karsum, dari BBWS Citanduy usai melihat tanggul jebol di Majenang. Dia menambahkan, balai sudah mengambil langkah untuk segera menutup tanggul jebol bersama Pemerintah Kabupaten Cilacap. Titik yang akan menjadi perhatian adalah tanggul Sungai Cikawung di Desa Karangreja, Kecamatan Cimanggu. Penutupan tanggul ini akan menggerahkan alat berat. "Älat berat sekarang ada di (desa) Pahonjean (Majenang)," ujarnya. Sementara perbaikan tanggul lainnya akan dilakukan secara manual. Seperti dengan memasang tumpukan karung berisi pasir ataupun tanah. Salah satu titik yang dikerjakan mulai Selasa (2911/) kemarin adalah tanggul sungai Cilumuh di Desa Mulyadadi. Di sana, penguatan tanggul dengan konstruksi cerucuk bambu. Fungsinya adalah sebagai pancang agar tanggul darurat itu bisa lebih kuat. "Kita pasang cerucuk bambu dan ditutup dengan karung berisi tanah," katanya. Untuk mendukung itu, BBWS Citanduy menyediakan 2000 buah karung kandi dan didistribusikan ke berbagai desa. Mulai dari Mulyadadi, Mulyasari, Padangsari, Pahonjean, Padangjaya di Kecamatan Cimanggu. Demikian juga dengan Karangreja di Kecamatan Cimanggu. "Kita sediakan dua ribu karung," katanya. Camat Majenang, Oktrivianto Subekti mengatakan, penutupan tanggul di Desa Mulyadadi menggunakan tanah yang diambil dari Desa Boja. Langkah ini diharapkan mempercepat perbaikan tanggul sepanjang kurang lebih 10 m. "Tanah urug diambil dari Desa Boja," ujarnya. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Tri Kumara berharap agar perbaikan tanggul ini bisa mengatasi banjir yang melanda empat desa di Kecamatan Majenang, Senin kemarin. Terlebih adanya tanggul jebol dan sampai ke dasar sungai. Tanggul ini harus segera diatasi agar air sungai tidak melimpas ke perkampungan warga. "Ini akan kita atasi bersama-sama. BPBD akan mengirimkan logistik untuk mendukung kerja bakti," katanya. Saat ini, BPBD Kabupaten Cilacap sudah menyiagakan satu unit perahu karet dan ditempatkan di Dusun Rejasari Desa Mulyasari Kecamatan Majenang. Sebelumnya, perahu karet harus didatangkan dari UPT BPBD Sidareja untuk mengevakuasi warga korban banjir di Desa Mulyasari maupun Mulyadadi. "Perahu karet kita siapkan," tandasnya. Ditempat lain, Camat Kroya Drs Muhamad Najib MSi kepada radarmas terus memantau kondisi banjir di Mujur. Sebab berdasarkan laporan, ada sekira 100 rumah warga yang sudah kemasukan air. “Kami terus memantau kondisi di Mujur. Sebab, sudah seratusan rumah warga yang kemasukan air dan hujan juga terus turun,” kata dia. Dia menghimbau kepada warga untuk selalu waspada jika air terus bertambah tinggi untuk segera mengungsi. Sebab bertahan di air genangan yang kotor akan menyebabkan ancaman terkana penyakit. “Karena warga masih banyak yang bertahan, maka kami hanya memantau sambil memberikan himbauan untuk tetap menjaga kewaspadaan dan kesehatan,” ujar dia. (amu/har/yan/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: