Cilacap Surplus Beras, Namun "Hilang" di Pasaran
CILACAP- Kendati merupakan daerah Surplus beras, sampai sekarang seringkali surplusnya tidak terlihat. Bahkan, justru banyak beras dari luar daerah yang terus merangsek ke pasar-pasar di Cilacap. “Itu PR kita sekarang ini. Cilacap sebenarnya memiliki sekitar 500 lumbung padi yang tersebar di seluruh wilayah. Namun mendekati separuh yang belum dimanfaatkan secara maksimal karena berbagai faktor. Ini yang sedang kita dorong agar masyarakat memanfaatkan lumbung,” terang Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Cilacap, Susilan kemarin. Pemerintah, kata dia, bahkan terus mendorong pemanfaatan lumbung padi milik masyarakat maupun milik pemerintah. Bahkan, di tahun ini, dibangun tiga buah lumbung padi baru yang diharapkan bisa dikelola secara baik untuk menyimpan gabah panenan. Menurutnya, dengan memanfaatkan lumbung padi yang ada, maka akan mampu memecahkan sejumlah persoalan yang dihadapi sekarang ini. Diantaranya yakni persoalan surplus beras yang ternyata berasnya tidak terlihat di pasaran. Bahkan banyak beras dari luar daerah yang masuk ke Cilacap yang berakibat berperan memicu inflasi. Tidak hanya itu saja, tambahnya, petani pun harus menghadapi harga gabah yang jatuh saat musim panen raya. Menurutnya dengan melakukan tunda jual dan memanfaatkan lumbung padi maka persoalan tersebut secara bertahap akan teratasi. “Kita terus melakukan sosialisasi dan mendorong petani untuk melakukan tunda jual. Sekarang ini prosentase tunda jual masih butuh ditingkatkan, semoga kesadaran petani akan tunda jual semakin meningkat,” ujar Menurutnya, masih banyak petani yang menjual gabahnya dengan system ijon atau juga panen dan di jual di lapangan. Tidak semua petani mau mengeringkan gabahnya sebelum nanti sebagian disimpan dan sebagian lagi di jual. Padahal, dengan mengeringkan maka akan ada nilai tambah yang dinikmati petani . Belum lagi jika petani mau melakukan tunda jual sehingga mereka bisa melepas gabahnya ketika harga beras di pasaran sedang naik. Disinggung tentang banyaknya lumbung padi yang tidak dimaanfaatkan, Susilan menjelaskan banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Salah satunya yakni kebutuhan petani akan uang pada saat tersebut. Selain itu, sejumlah lumbung sudah tidak ada pengelolanya karena pengelolanya kerja di luar kota. “Semoga saja secara bertahap system tunda jual yang kita sosialisasikan ini segera terwujud,” tambahnya. Cilacap memiliki surplus beras kisara 390 ton tahun kemarin. Sedangkan untuk mendorong tunda jual ini, BP2KP tahun ini melakukan penguatan modal berupa gabah kering giling 1.699 kilogram untuk gapoktan Sri Handayani Adiraja kecamatan Adipala dan 1.699 kilogram GKG untuk Gapoktan Loh jinawi Desa Karangrena Maos. Sedangkan untuk memperpendek jalur Distribusi telah dilakukan program pengembangan usaha pangan masyarakat . Dimana beras dari produsen langsung di jual ke pedagang eceran dengan label Toko Tani Indonesia (TTI). Program ini yakni dengan memberikan subsidi biaya kemasan dan transportasi. (amu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: