Siswa Kerap Tertidur di Jam Terakhir

Siswa Kerap Tertidur di Jam Terakhir

Swasta juga Ingin Kembali 6 Hari MAJENANG-Sekolah swasta di Kecamatan Majenang, menyuarakan harapan agar kebijakan 5 hari kerja dihentikan. Pertimbangannya adalah beban yang harus dialami semua siswa karena padatnya jam pelajaran. Dalam sepekan, siswa harus belajar selama 46 jam atau rata-rata 10 jam pelajaran dalam sehari. "Beban yang dialami siswa terlalu berat. Seminggu kita ada empat puluh enam jam, jadi hari Senin sampai Kamis siswa belajar sepuluh jam," ujar Kepala SMA Muhammadiyah Majenang, Ardian, Selasa (19/1) kemarin. Menurutnya, beban berat ini membuat siswa tidak bisa konsentrasi usai istirahat siang. Kerap kali guru mendapati siswa tertidur di dalam kelas saat mengkitu pelajaran di jam terakhir. Hal ini mempertegas kalau tenaga dan fikiran siswa sudah terkuras sejak pagi hingga siang hari. "Siswa sering tidur di jam terakhir. Kalau ditanya jawabannya mengantuk," katanya. Karenanya, dia mengaku lebih memilih kembali menerapkan 6 hari sekolah. Terlebih lagi, sekolah swasta pada dasarnya tidak diwajibkan menjalankan program uji coba 5 hari sekolah yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah itu. "Kita ingin kembali ke enam hari," ujarnya. Terlebih lagi, siswa dan juga sebagian guru kerap mengeluhkan padatnya jadwal pelajaran yang harus mereka ikuti. Termasuk merubah kebiasaan para siswa yang harus pulang sore hari. Hal ini membuat mereka harus pandai mengatur tenaga agar tidak mudah jatuh sakit. "Siswa kerap mengeluh terlalu capai," katanya. Untuk bisa memutuskan ini, katanya dia perlu berkoordinasi dengan sekolah swasta lain di sana. Pasalnya, penerapan 5 hari ini diputuskan setelah semua kepala sekolah swasta bertemu dan menyepakati untuk melaksanakan program pemprov itu. "Perlu bertemu dengan sekolah lain. Karena sejak awal, keputusan ini diambil bersama-sama," ujarnya. Seperti diberitakan sebelumnya, mayoritas siswa SMA N Majenang menginginkan agar program 5 hari sekolah dihentikan. Hasil survey internal sekolah itu menemukan, 57 % siswa ingin kembali ke enam hari sekolah. Sementara 42 % siswa tetap ingin 5 hari. Survey ini juga mendapati 1 % siswa menyerahkan kebijakan ini kepada pihak sekolah. (har/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: