Pasca Meninggal Satu Pendaki, Pendakian Gunung Slamet Diperketat
PURBALINGGA - Paska insiden meninggalnya satu orang pendaki asal Magelang, pendakian ke Gunung Slamet melalui Kutabawa, diperketat. Pengetatan yang dilakukan saat briefing sebelum mendaki, pengecekan perbekalan dan peralatan harus memadai, serta harus siap fisik maupun mental. https://radarbanyumas.co.id/diduga-hipotermia-pendaki-asal-magelang-meninggal-di-jalur-pendakian-gunung-slamet-via-bambangan/ "Kami ketat saat briefing, termasuk imbauan saat ini cuaca aman, namun tetap waspada suhu dan lainnya. Persiapkan semua dengan matang. Kalau belum siap, rungkan niat mendaki,” tutur Saiful Amri, pengelola Pos Basecamp Pendakian Gunung Slamet jalur Bambangan Kecamatan Karangreja, Kamis (27/5). Dia juga mengimbau, saat ini di pos 5 persediaan air bersih mulai menipis. Sehingga para pendaki diminta mempersiapkan air minum dari bawah sebelum mendaki. Koordinasi antar pendaki yang satu tim juga harus solid dan kebersamaan. “Pendaki juga sudah kami ingatkan dengan tegas dilarang membuat api unggun. Karena saat ini hujan sudah semakin jarang. Dikhawatirkan mereka lupa masih ada bara dan berpotensi memicu kebakaran seperti tahun-tahun sebelumnya yang diduga dari pendaki,” tegasnya. Dia menegaskan, selama cuaca bagus dan tidak ada kejadian ekstrem yang membahayakan jiwa, maka pendakian tetap dibuka. Berbeda saat Februari lalu saat di atas ada badai, maka pengelola menutup pendakian. Sementara itu, potensi terjadinya kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Purbalingga, masuk kategori rendah-sedang. Terutama saat musim kemarau panjang tahun ini. Namun potensi itu bisa meningkat karena Purbalingga memiliki jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Kutabawa Kecamatan Karangreja. (amr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: