18 Warga Positif Setelah Jenguk Bayi, Muncul Dua Klaster Baru di Purbalingga, 25 Santri di Majasari Positif

18 Warga Positif Setelah Jenguk Bayi, Muncul Dua Klaster Baru di Purbalingga, 25 Santri di Majasari Positif

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga drg Hanung Wikantono PURBALINGGA - Klaster penularan Covid-19 di salah satu pondok pesantren (ponpes) dan tahlilal muncul di Kabupaten Purbalingga. Total ada 43 orang tertular Covid-19 di dua kasus klaster penularan tersebut. https://radarbanyumas.co.id/31-warga-desa-pekaja-yang-positif-covid-19-dievakuasi-ke-baturraden-klaster-tarawih-masuk-zona-kuning/ https://radarbanyumas.co.id/klaster-tarawih-di-banyumas-disorot-satgas-covid-nasional-jubir-tetap-iringi-dengan-prokes/ Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga drg Hanung Wikantono mengatakan, klaster ponpes terjadi di Desa Majasari, Kecamatan Bukateja. Ada 25 santri dari salah satu ponpes di Desa Majasari yang terkonfirmasi positif Covid-19. Dijelaskan, terungkapnya klaster ponpes terjadi setelah Tim Gugus Tugas Covid-19 melakukan rapid test antigen di salah satu SMA di Bukateja. "Hasilnya ada siswa yang akan mengikuti ujicoba pembelajaran tatap muka yang hasil rapid test antigen-nya positif," katanya. Menurut Hanung, pihaknya kemudian melakukan tracing terhadap tiga siswa yang terkonfirmasi postif Covid-19. Diketahui, ketiga siswa merupakan santri di salah ponpes di Desa Majasari. Kemudian dilakukan swab test PCR terhadap teman satu kamar siswa tersebut di ponpes. Dari 19 santri, delapan santri hasil testnya positif. "Kemudian dilanjutkan penelusuran terhadap 80 santri lainnya. Hasilnya 17 santri positif covid-19. Total santri yang terkonfirmasi positif sebanyak 25 orang,” imbuhnya. Ponpes memiliki santri mukim sebanyak 107 orang. Saat ini seluruh santri yang terpapar corona sedang menjalani isolasi mandiri. “Mereka yang positif isolasi mandiri di dalam ponpes. Sedangkan, yang negatif dipulangkan dengan dibekali surat keterangan swab negatif,” katanya. Kondisi terakhir, 25 santri yang positif cukup baik. Tidak ada gejala yang mengkhawatirkan atau membutuhkan penanganan khusus. Mereka juga akan menjalani swab test PCR ulang. “Rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 3 dan 8 Mei mendatang,” lanjutnya. Pihaknya juga menemukan klaster tilik bayi atau menjenguk bayi yang baru lahir di Desa Tanalum, Kecamatan Rembang. Dalam kasus ini, ada 18 orang terkonfirmasi positif Covid-19. "Kasus ini berawal dari salah satu warga yang mengikuti pengajian di Kabupaten Pekalongan. Diketahui setelah pulang yang bersangkutan dinyatakan positif Covid-19. Kebetulan, orang itu (yang ikut pengajian di Pekalongan) baru memiliki bayi dan warga sekitar menengok bayi tersebut. Akhirnya jadi menyebar,” jelasnya. Dia menambahkan, pihaknya khawatir klaster dari tilik bayi sudah menyebar luas. Sebab, warga yang terkonfirmasi positif sudah melakukan aktivitas di luar rumah dan berinteraksi dengan orang lain. “Ada yang ikut tarawih berjamaah dan bahkan ada yang mengikuti kegiatan tarling,” katanya. Terkait penanganan klaster tilik bayi, pihaknya akan melakukan penelusuran terhadap kontak erat untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran. Rencananya Senin (3/5) ini, akan dilakukan penelusuran dan swab test ulang agar dapat memutus rantai penyebaran lebih luas. “Yang 18 orang itu menjalankan isolasi mandiri di rumahnya masing masing. Mereka tidak memerlukan penanganan khusus tapi tetap dalam pengawasan,” katanya. Terkait dua klaster baru yang muncul, Dinkes langsung melakukan langkah penanganan agar tidak semakin meluas. Munculnya dua klaster baru ini membuat lonjakan pasien covid-19 di Kabupaten Purbalingga melonjak. Saat ini ada 120 pasien positif yang belum sembuh. Sebanyak 28 pasien dirawat di rumah sakit, dan 92 pasien menjalani isolasi madiri. (tya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: