Public Hearing Sebut Hunian Kamar Hotel Masih Terbatas, Jadi Kendala Pariwisata
PUBLIC HEARING: Jalannya public hearing di Ruang Paripurna, kemarin. ADITYA/RADARMAS PURBALINGGA - Panitia Khusus (Pansus) 1 DPRD Kabupaten Purbalingga menggelar public hearing Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan. Acara digelar di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Purbalingga, Senin (12/4). Ketua Pansus 1 Karsenon mengatakan, public hearing digelar untuk mendapatkan masukan dari masyarakat dan pelaku wisata di Kabupaten Purbalingga. Nantinya, masukan dari masyarakat akan dijadikan bahan untuk mematangkan Raperda yang mulai dalam tahap pembahasan di tingkat Pansus. https://radarbanyumas.co.id/belum-ada-fasilitas-cuci-tangan-bagian-selatan-bupati-tiwi-sidak-di-alun-alun-purbalingga/ Dalam public hearing, salah satu peserta yakni Eko Susilo, perwakilan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Purbalingga meminta Raperda nantinya bisa melindungi pelaku wisata. Terutama pengusaha hotel dan restoran. "Saya minta kedepannya pengusaha perhotelan bisa terlindungi. Kami berharap perizinan perhotelan tidak longgar. Hal ini untuk melindungi investasi perhotelan, agar tidak terjadi perang harga kamar seperti di daerah lain," jelasnya. Namun, Wasis Abadi dari Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Purbalingga (Asbiling) menyampaikan, berharap jumlah kamar hunian hotel di Kabupaten Purbalingga bisa ditingkatkan. Sebab, kondisi saat ini jumlah kamar hotel dan penginapan di Kabupaten Purbalingga sangat terbatas, hanya 330 kamar. "Bagi dunia pariwisata hal ini tidak baik. Dengan adanya bandara (Jenderal Besar Soedirman), ke depan kunjungan wisata bisa semakin tinggi. Hal itu harus diikuti dengan penambahan jumlah kamar hotel," ujarnya. Hal itu dilakukan agar wisatawan tak terkonsentrasi menginap di Purwokerto. Dengan terbatasnya kamar hotel di Purbalingga dan minimnya fasilitas hotel, wisatawan lebih memilih menginap di Purwokerto. "Kita tidak boleh lagi hanya kebagian pendapatan tiket wisata saja. Sedangkan pendapatan yang lebih besar, yakni penginapan justru didapatkan daerah tetangga," imbuhnya. (tya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: