Makin Sering Dirazia, Usaha Kerajinan Knalpot Purbalingga Makin Terancam, Asosiasi Kirim Surat ke Polri, Butuh
KNALPOT: Bupati saat memamerkan kerajinan knalpot Purbalingga kepada gubernur sebelum pandemi. ISTIMEWA PURBALINGGA - Perajin knalpot di Kabupaten Purbalingga mengeluhkan penindakan knalpot racing, yang dilakukan oleh jajaran kepolisian. Sebab, dikhawatirkan hal itu akan "membunuh" usaha para pengusaha knalpot di Kabupaten Purbalingga. https://radarbanyumas.co.id/gali-septic-tank-warga-purbalingga-temukan-benda-yang-diduga-peluru-pelontar/ Ketua Asosiasi Perajin knalpot Purbalingga (APiK Bangga) Hastono Setiyadi mengatakan, proses pembuatan knalpot secara massal untuk suplai standar pabrik berbeda dengan produk kerajinan atau after market, yang diproduksi perajin knalpot Purbalingga. "Pada proses produksi masal pabrikan, ukuran dan bentuk harus presisi. Hal itu, untuk mendukung standar seusuai dengan aturan. Hal itu harus didukung dengan peralatan khusus, yang harganya tak terjangkau para perajin," katanya, Jumat (9/4). Namun, untuk knalpot after market tujuan utama tidak sama dengan knalpot standar pabrikan. "Akan tetapi lebih ke arah seni suara, seni bentuk, seni estetika hingga performa tambahan bagi mesin kendaraan. Kerajinan knalpot mengadalkan keahlian manual para pengrajin," lanjutnya. Jika knalpot after market "dipaksa" menyesuaikan aturan seperti kanlpot standar pabrikan. Maka hampir dipastikan para pengrajin menutup semua usaha knalpot mereka. Karena, perajin knalpot tak mungkin bisa memenuhi standar yang ada. Menurutnya, hal itu akan membunuh kreativitas perajin knalpot di Kabupaten Purbalingga yang masih manual dalam mengerjakan produksinya. "Oleh karena itu kami dari APiK Bangga siap duduk bersama untuk mendapatkan solusi," ujarnya. Tak hanya itu, mereka juga sudah bersurat kepada pihak Polri dan Kementerian terkait, Namun, belum mendapatkan respon hingga saat ini. Dia menyayangkan jika ada pelarangan penjualan knalpot racing handmade seperti yang dibuat peraiin knalpot di Kabupaten Purbalingga. Apalagi diketahui, kerajinan knalpot banyak nenyerap tenaga kerja dan menyumbang PAD. Wesma, produsen knalpot RCM juga menyayangkan disamakannya knalpor racing buatan perajin knalpot Purbalingga dengan knalpot "brong". Yakni knalpot standar yang "dioprek" untuk menghasilkan performa dan suara yang berisik. "Padahal knalpot brong memiliki spesifikasi yang berbeda dengan knalpot racing," ujarnya. Menurutnya, secara teknis knalpot racing berbeda dengan knalpot brong. Meski sama-sama menimbulkan suara cukup keras, tetapi knalpot racing dirancang untuk mendukung performa kendaraan. Sehingga otomatis pipa gas buang dihitung detail dengan kapasitas mesin. "Desain yang ada juga belum tentu free flow, tapi knalpot brong pasti desain free flow sehingga menimbulkan suara berisik dan seringkali tanpa korelasi terhadap performa kendaraan," ujarnya. (tya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: