Gedung Korpri dan PGRI Tetap Disiapkan Untuk Isolasi

Gedung Korpri dan PGRI Tetap Disiapkan Untuk Isolasi

CADANGAN: Gedung Korpri saat masih menjadi ruang isolasi mandiri pasien Covid-19 sebelum dipindah ke bekas gedung SMPN 3 Purbalingga. CAHYO/RADARMAS PURBALINGGA - Baru-baru ini, Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM mengadakan rapat terkait penanganan Covid-19 secara virtual dengan jajarannya. Salah satu hasil rapat yaitu tetap menjadikan gedung Korpri dan gedung PGRI Purbalingga menjadi tempat isolasi mandiri cadangan, selain yang sudah berjalan di eks Gedung SMP Negeri 3 Purbalingga. “Kami tetap sediakan dua gedung itu, selain di eks SMPN 3 Purbalingga. Saya minta juga Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga mengecek kembali semua rumah sakit di Purbalingga, terkait ketersediaan ruangan untuk pasien positif Covid-19,” tutur Tiwi saat rapat virtual, kemarin. https://radarbanyumas.co.id/di-purbalingga-empat-warga-ketakutan-masuk-keranda-mayat-karena-langgar-prokes/ Gedung eks SMPN 3 Purbalingga mampu menampung 94-100 orang. Sedangkan Gedung Korpri masih dibawahnya. Gedung PGRI akan segera disiapkan jika akan digunakan. Dirinya juga meminta agar satuan tugas covid-19 terus memaksimalkan penanganan, termasuk Sat Pol PP dan gabungan lintas instansi melakukan razia protokol kesehatan. Termasuk akan disiapkan SK Jogo Tonggo sampai ke tingkat desa. Sementara itu, adanya pembatasan uji laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) terhadap sampel swab, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga mengaku saat ini banyak sampel yang menumpuk. Dinkes hanya mendapat alokasi sampel sebanyak 100 sampel untuk diuji di laboratorium Rumah Sakit Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto. Sedangkan rumah sakit di Purbalingga mendapat jatah 100 sampel. “Artinya, Purbalingga hanya bisa mengirim 200 sampel ke laboratorium RSMS Purwokerto sebagaimana yang dirujuk oleh Dinas Kesehatan provinsi Jateng. Dengan pengiriman yang terbatas ini, otomatis sampel di Dinkes menumpuk. Yang kami khawatirkan tempat penyimpanan sampel tidak mencukupi,” tutur Kepala Dinkes Purbalingga drg Hanung Wikantono MPPM, saat rapat. Hanung juga menjelaskan, jatah pengiriman sampel 100 dari Dinkes, termasuk sangat sedikit. Hal ini karena sampel tersebut termasuk juga kiriman dari 22 puskesmas di seluruh Purbalingga. Sementara Dinkes sendiri juga rutin melakukan tracing dan testing terhadap permohonan pengambilan sampel swab. “Hasil tes lab PCR bisa kami dapatkan setelah 5-7 hari setelah sampel dikirim. Sementara, masyarakat khususnya yang diambil sampelnya ingin hasilnya cepat diketahui. Ini tentunya menjadi kendala bagi kami. Inginnya kami cepat, dan orang yang telah diambil sampelnya melakukan isolasi dulu sebelum hasilnya keluar,” ungkapnya. Lebih lanjut dikatakan, untuk mengatasi kendala itu, pihaknya merencanakan melakukan rapid test antigen terhadap pasien covid dan tracing sampel lanjutannya. Data yang ada saat ini, di Purbalingga ada total 2.542 pasien positif dan 92 orang diantaranya meninggal. “Kami masih mempertimbangkan mengadakan rapid test antigen agar hasilnya bisa segera diketahui, jadi masyarakat yang telah diambil sampelnya bisa langsung tahu dan mengambil langkah isolasi jika hasilnya reaktif,” tegasnya. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: