Kerusakan Bertambah Jadi 84 Rumah Akibat Tanah Bergerak Desa Tumanggal Pengadegan
Warga mengungsi Puluhan Lainnya Terancam PURBALINGGA - Dampak bencana tanah bergerak di Dukuh Pagersari Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan kembali meningkat. Pasalnya hujan seharian dengan interval lama pada Sabtu (12/12) menjadikan tanah kembali retak dan turun hingga ada yang sampai 60 sentimeter. Kerusakan rumah warga yang semula 76 unit, pada Minggu (13/12) sore menjadi 84 rumah dan 2 bangunan lain, yaitu masjid dan PAUD. https://radarbanyumas.co.id/lantai-teras-jebol-retakan-susulan-masih-menghantui-tumanggal/ Sekcam Pengadegan, Danang Nuswantoro menjelaskan, jika hujan terus menerus, maka puluhan rumah lainnya tinggal menunggu waktu saja. Karena diduga kuat, rumah yang sebelumnya rusak ringan menjadi rusak sedang dan seterusnya, karena ada gerakan tanah dan longsor. “Kalau sesuai data yang masuk, jumlah keseluruhan rumah 162 rumah. Karenanya, dengan masih adanya hujan yang setiap sore, maka potensi kerusakan masih bisa bertambah,” katanya, Minggu (13/12). Kini dari 198 kepala keluarga dengan jumlah 658 jiwa, yang mengungsi sebanyak 712 jiwa, maka harus segera diambil langkah-langkah strategis, agar mengantisipasi adanya korban jiwa. Seperti pada Minggu sore kemarin, ada puluhan warga yang harus diambil semua barang-barangnya untuk mengungsi. “Sampai petang pengangkutan pengungsi dan barang masih berjalan. Bahkan ada hewan ternak dan perabotan rumahtangga ikut diungsikan,” tambahnya. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Moch Umar Faozi MKes melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik Muhsoni mengatakan, dari 582 orang pengungsi terbagi di 3 lokasi, masing-masing pengungsi di SDN 2 Tumanggal, pengungngsi di rumah Bapak Mukhtar dan pengungsi di sekitaran wilayah Pengadegan. “Dengan terpisahnya pengungsi dan dapur umum serta posko agar semua petugas tidak secara langsung kontak dengan pengungsi. Meski sampai saat ini belum ditemukan pengungsi yang sakit tertentu dan parah,” ungkapnya. Penanganan akibat bencana tanah bergerak di Desa Tumanggal, terus dilakukan. Namun prakiraan puncak penghujan pada Januari tahun depan, masih berpotensi memicu retakan dan longsor susulan. Terutama saat hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Moch Umar Faozi MKes menjelaskan, dua hari sebelumnya sudah menerima surat dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Propinsi Jawa Tengah yang antara lain menyatakan hujan masih memicu retakan maupun longsor susulan. “ESDM menyarankan untuk menutup retakan dengan material yang kedap air. Tujuannya untuk mencegah banyaknya volume air yang masuk. Kemudian pengadaan drainase. Selama ini karena minim drainase, air dengan mudah memenuhi areal tanah di lokasi. Lalu perlu dilakukan penataan lahan, misalnya terasering di perbukitan,” paparnya. (amr) KETERANGAN FOTO Diangkut: Relawan dan aparat desa serta TNI saat membantu mengangkut barang milik warga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: