Lantai Teras Jebol, Retakan Susulan Masih Menghantui Tumanggal
SIAGA: Tim BPBD dan gabungan relawan serta TNI dan Polri tetap standby di lokasi bencana Tumanggal. ISTIMEWA PURBALINGGA - Penanganan akibat bencana tanah bergerak di Dukuh Pagersari Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan, terus dilakukan. Namun prakiraan puncak penghujan pada Januari tahun depan, masih berpotensi memicu retakan dan longsor susulan. Terutama saat hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Moch Umar Faozi MKes, Jumat (11/12) menjelaskan, sehari sebelumnya sudah menerima surat dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Propinsi Jawa Tengah yang antara lain menyatakan hujan masih memicu retakan maupun longsor susulan. https://radarbanyumas.co.id/di-purbalingga-sepuluh-kecamatan-rawan-longsor-diminta-tetap-waspada/ “ESDM menyarankan untuk menutup retakan dengan material yang kedap air. Tujuannya untuk mencegah banyaknya volume air yang masuk. Kemudian pengadaan drainase. Selama ini karena minim drainase, air dengan mudah memenuhi areal tanah di lokasi. Lalu perlu dilakukan penataan lahan, misalnya terasering di perbukitan,” papar Umar. Pihaknya juga masih stand by bersama Tim Pusat Mitigasi Unsoed, BPBD, Polri, Danramil, Relawan untuk mengamati kondisi longsor dan perkembangan setiap waktu. Penanganan dalam waktu dekat bisa membuat penahan pada bagian paling bawah longsor yang tujuannya untuk menahan longsoran susulan diatasnya. Caranya bisa dengan menutup semua retakan dengan tanah. Kemudian membuat tanggul pengaman dari tanah yang dimasukkan kandi dan ditata untuk menahan lereng. Untuk lebih kuat tanah di gali dulu sekitar setengah meter kemudian kandi yang berisi tanah mulai dimasukkan/seperti membuat pondasi rumah. “Untuk sementara masyarakat tetap dievakuasi dulu sambil mengamati pergerakan masih berjalan atau tidak. Kalau pergerakan melambat dan tanah sudah stabil lagi bisa dievaluasi apakah daerahnya masih bisa tempati/dimitigasi struktural atau harus direlokasi,” tegasnya. Seperti diketahui, bencana alam tanah bergerak di Desa Tumanggal, sedikitnya terdapat 214 kepala keluarga (KK) yang terdampak, terdiri dari 165 rumah dengan jumlah jiwa sebanyak 710 orang. Untuk rumah yang mengalami kerusakan jumlahnya ada 76 unit terdiri dari rumah rusak berat 20, rusak sedang 1 rumah dan rusak ringan 55 rumah. (amr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: