Tiga Hari Mengungsi di Tempat Pengungsian Tanpa Sekat, Cek Kesehatan Dilakukan Tiap Hari
PENUH: Para pengungsi di gedung ruang kelas SDN 2 Tumanggal. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS PURBALINGGA - Sudah tiga hari 3 warga Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan tinggal di pengungsian. Mereka dinyatakan sehat dan tidak ada gangguan kesehatan selama pengungsian. Namun pemerintah meminta mereka tetap menjaga kebersihan dan tetap mengikuti saran tim tenaga kesehatan yang memeriksa rutin tiap hari. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Moch Umar Faozi MKes melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik Muhsoni mengatakan, dari 582 orang pengungsi, 2 orang mengalami sakit. https://radarbanyumas.co.id/tiga-hari-sejak-bencana-angin-ribut-tunjungmuli-gelap-gulita-kades-sudah-mengadu-pln-belum-merespon/ Itupun sudah sakit sebelum mengungsi karena faktor usia, yaitu lansia. Namun sudah ditangani oleh tim kesehatan Kecamatan Pengadegan. “Pengecekan kesehatan rutin dilakukan tim kesehatan. Jadi langsung diketahui ada yang sakit atau tidak pada hari yang sama. Harapannya tidak ada Covid-19 di sana, karena mereka seperti dikarantina, diawasi dan lainnya. Sehingga tidak langsung berhubungan dengan luar wilayah. Petugaspun harus jaga kesehatan saat masuk pengungsian,” paparnya. Lebih lanjut dijelaskan, bertambahnya pengungsi dan kerusakan jumlah rumah karena pada Sabtu dan Minggu terjadi kembali retakan tanah karena pergerakan saat hujan. Selain itu, posko pengungsian yang tadinya bersama di halaman gedung SD Negeri 2 Tumanggal juga dipindah ke dekat Balai Desa Tumanggal. “Pemindahan posko dan dapur umum karena untuk menghindari kerumunan dan memudahkan akses bantuan serta pengelolaan distribusi logistik,” tambahnya. Untuk tempat pengungsian terbagi di 3 lokasi. Yakni SDN 2 Tumanggal, rumah Mukhtar, dan di sekitaran wilayah Pengadegan. “Dengan terpisahnya pengungsi dan dapur umum serta posko agar semua petugas tidak secara langsung kontak dengan pengungsi. Meski sampai saat ini belum ditemukanpengungsi yang sakit tertentu dan parah,” ungkapnya. Sementara itu, Senin (7/12), Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, penanganan akibat bencana tanah bergerak di Dukuh Pagersari Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan, masih harus menunggu mitigasi dan analisa tim ahli dari Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah dan Fakultas Geologi Unsoed Purwokerto. “Setelah nanti kita mendapatkan hasil rekomendasi terkait kajian itu, baru kita akan lakukan tindak lanjut penanganan, apakah perlu melakukan relokasi atau hanya renovasi,” ujar Bupati Tiwi. (amr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: