Rumah Sakit Darurat Bakal Diaktifkan di Kemangkon Purbalingga

Rumah Sakit Darurat Bakal Diaktifkan di Kemangkon Purbalingga

Pjs Bupati Purbalingga saat memimpin rapat penanganan Covid-19, Jumat (23/10) sore kemarin. CAHYO/RADARMAS PURBALINGGA - Pemerintah Kabupaten Purbalingga akan mengaktifkan kembali Rumah Sakit (RS) darurat di Desa Gambarsari, Kecamatan Kemangkon. Rumah sakit dengan kapasitas 13 ruang isolasi itu merupakan gedung Puskesmas Kemangkon 2 yang selesai dibangun tahun 2019. Sebelumnya, ketika pandemi covid-19 mulai naik sekitar bulan April, RS darurat itu difungsikan hingga bulan Juli 2020 seiring perkembangan kasus Covid di Purbalingga melandai. https://radarbanyumas.co.id/nakes-terpapar-covid-bertambah-di-purbalingga-total-18-nakes/ Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Purbalingga, Sarwa Pramana SH MSi mengungkapkan, untuk membuka kembali rumah sakit darurat itu, pihaknya menunggu laporan perkembangan kasus Covid-19 terbaru. “Kami akan putuskan segera, ketika kasus Covid-19 naik seiring dengan gencarnya swab di berbagai tempat. Jika hari ini ada laporan penambahan yang signifikan, maka hari ini pula kami akan buka,” tegas Sarwa saat rapat Tim Gugus Covid di Pringgitan Pendapa Dipokusumo, Jumat (23/10) sore. Lebih lanjut dikatakan, untuk kebutuhan operasional, Pemkab telah menyiapkan anggaran dari dana Tak Terduga (TT) sebesar Rp 605 juta. Dinas Kesehatan bersama Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) sedang menyusun anggaran, dan Inspektorat akan segera melakukan review terhadap usulan tersebut. “Begitu review anggaran dari Inspektorat selesai, dan laporan Dinkes kasus Covid naik, maka segera kami buka,” tegasnya. Pjs Bupati menambahkan, alasan pembukaan kembali rumah sakit darurat Gambarsari, karena diperkirakan terjadi lonjakan kasus covid. Disisi lain ruang isolasi di Rumah Sakit Goeteng Tarunadibrata serta di RS Panti Nugroho dan sejumlah rumah sakit swasta sudah outbreak. “Kami perkirakan pasca libur panjang pekan depan, jika banyak pemudik datang dari wilayah zona merah seperti Jakarta dan sekitarnya, maka kasus akan naik,” ungkapnya. Meski begitu, harus ada perhitungan matang pembukaan rumah sakit darurat ini. Jika dibuka namun nantinya pasien kembali landai, maka pembukaan rumah sakit darurat itu akan sia-sia. Satu sisi, tenaga medis yang terbatas dan anggaran dana TT menjadi berkurang. “Kami juga harus mencadangkan dana TT untuk antisipasi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor yang mulai terjadi di Purbalingga,” lanjutnya. Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, drg Hanung Wikantono MPPM mengatakan, hari ini (23/10) ada penambahan 23 kasus positif baru dari hasil swab terhadap 2.138 orang. Dengan penambahan ini maka kasus positif aktif (dirawat) menjadi 91 orang. Jumlah ini masih tertampung di rumah sakit yang ada di Purbalingga. “Hari ini kami belum menerima laporan pasien sembuh, jika ada tambahan pasien sembuh tentunya jumlah pasien aktif akan berkurang dan daya tampung rumah sakit juga masih mencukupi,” tuturnya. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: