Purbalingga Habiskan 2.750 VTM Untuk Uji Swab Pasien Terkait Anggaran Virus Corona

Purbalingga Habiskan 2.750 VTM Untuk Uji Swab Pasien Terkait Anggaran Virus Corona

Swab di Purbalingga PURBALINGGA - Pemkab Purbalingga melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga, hingga Agustus ini telah menggunakan 2.750 VTM. VTM merupakan media untuk membawa spesimen sampel lendir hidung dan tenggorokan pasien yang telah melalui uji swab. Kepala Dinkes Purbalingga, drg Hanung Wikantono MPPM menjelaskan, untuk pengadaan baru untuk PCR (polymerase chain reaction sebanyak 500 sudah terpakai 300 VTM. Sedangkan jika dihitung sejak awal Corona ada 2.450 dan total sampai Agustus 2.750 VTM yang digunakan. “Kami gunakan untuk membantu uji swab menyebar di layanan kesehatan/rumah sakit dan penggunaan yang dinilai perlu dan dilaksanakan secepatnya. Misalnya saat ada swab para pejabat dan unsur lainnya belum lama ini,” papar Hanung, Senin (24/8). Pada Juli lalu, pihaknya telah menerima perintah untuk memeriksa/uji swab sebanyak 20 pejabat di lingkungan Pemkab Purbalingga. Uji swab dilaksanakan di Pendopo Dipokusumo, Selasa (28/7). Lalu kali kedua, tes swab dilakukan lagi, yaitu pada Rabu (29/7) lalu. https://radarbanyumas.co.id/asn-di-kelurahan-kembaran-kulon-purbalingga-positif-covid-pelayanan-desa-dipindah-ke-kecamatan/ Hanung mengakui jika belum semua OPD terutama yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat, menjalani uji swab. Pihaknya menunggu perintah bupati sebagai penanggungjawab tim Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 tingkat kabupaten. “OPD lainnya atau secara khusus yang harus diswab, belum bisa terpenuhi. Namun prinisipnya, kami tetap menekan dan memangkas habis perkembangan Corona itu,” tambahnya. Lebih lanjut dikatakan, selain penanganan dengan jaga jarak, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan memakai masker, kesadaran masyarakat untuk peka terhadap lingkungan sangat dibutuhkan. “Peran serta masyarakat untuk berani, tegas dalam mengawasi orang dari luar kota dan zona merah masuk ke lingkungan pemukiman, harus dikedepankan. Jangan sampai acuh dan akhirnya muncul kluster,” katanya. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: