Kondisi Nyata, Aturan Jaga Jarak di Bus Sulit Dilakukan, Angkutan Umum Kejar Pendapatan

Kondisi Nyata, Aturan Jaga Jarak di Bus Sulit Dilakukan, Angkutan Umum Kejar Pendapatan

Pengunjung saat naik bus sebagai transportasi umum. Cahyo/Radar Banyumas PURBALINGGA- Tahapan menuju kelaziman baru (New Normal) tetap menuntut jaga jarak penumpang di angkutan umum. Meski kini masih berlaku, namun DPC Organda Kabupaten Purbalingga tetap mengaku kesulitan jika mengawasi penerapannya. Kecuali pada angkutan jenis Bus Trans Jateng yang sampai saat ini masih taat. Ketua DPC Organda Purbalingga, Karyono menjelaskan, saat ini baik angkutan jenis bus, angkot, angkudes, dan BRT, tetap wajib mematuhi protokol kesehatan. Namun semua tetap kembali kepada penumpangnya. “Kalau pengawasan susah, maka kembali kepada penumpang. Jika sadar diri membahayakan, maka tentunya akan terseleksi sendiri di dalam angkutan umum. Kalau yang mencoba tetap melanggar, penumpang akan memilih sendiri,” katanya, Rabu (5/8). Pihaknya hanya bisa berharap semua bisa menyadari kebijakan ini. Paling tidak hingga ada keputusan resmi dari pemerintah pusat maupun Gugus Tugas pusat. Meski resiko jaga jarak penumpang akan sangat berpengaruh pada pendapatan angkutan umum. Misalnya, Bus Trans Jateng di trayek Purbalingga- Purwokerto, yang tetap membatasi kapasitas penumpang. Sebelumnya saat belum ada wabah Covid-19, kapasitas 40 orang, kini paling hanya 15 orang. Itupun harus bisa tetap mematuhi protokol kesehatan yang diamanatkan pemerintah. https://radarbanyumas.co.id/makin-marak-pkl-depan-dindukcapil-purbalingga-yang-melanggar-lokasi-peruntukkan-lapak-ditertibkan-satpol-pp/ “Imbasnya, pendapatan awak bus trans Jateng menurun sejak dua bulan terakhir. Sampai 50 persen, karena dihitung dari pengurangan kapasitas penumpang,” ungkapnya. Meski ada new normal, namun pihak pengelola tetap tidak mau gegabah. Jaga jarak, menggunakan masker dan protokol kesehatan lainnya, wajib dikedepankan. Tanpa itu, maka ada petugas yang akan mengingatkannya. Saat ini ada 14 armada Bus Trans Jateng yang beroperasi. Jumlah itu dinilai masih mencukupi untuk melayani semua langganan atau penumpang regular setiap hari. Hanya saja, pihak pengelola saat ini menerapkan pengurangan jam operasional. “Biasanya operasional terakhir jam 19.30, kini jam 18.30. Bus juga setiap satu trayek dibersihkan dan disemprot desinfektan. Jadi semua aman,” ungkapnya. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: