Bawaslu Purbalingga Bakal Rekomendasikan ke KASN Soal Video Dugaan Dukungan ASN ke Bakal Cabup

Bawaslu Purbalingga Bakal Rekomendasikan ke KASN Soal Video Dugaan Dukungan ASN ke Bakal Cabup

Ilustrasi PURBALINGGA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Purbalingga, telah memanggil lebih dari 24 aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga. Mereka dimintai keterangan terkait video dugaan dukungan kepada salah satu bakal calon Bupati Purbalingga yang beredar di media sosial. Ketua Bawaslu Purbalingga Imam Nurhakim mengatakan, proses tindak lanjut temuan tersebut harus selesai paling lambat lima hari setelah temuan tersebut diregister sebagai dugaan pelanggaran. “Hari ini (kemarin) kami melakukan pemanggilan saksi-saksi,” ujarnya, Kamis (7/5). Bawaslu selanjutnya bakal merekomendasi ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) sebagai tindak lanjut bila hasil kajian menyimpulkan bahwa temuan tersebut merupakan pelanggaran netralitas ASN. Jika dinyatakan melakukan pelanggaran, KASN akan merekomendasi ke Bupati selaku pembina utama ASN untuk memberikan sanksi. Sanksi mulai dari ringan, sedang hingga berat, mulai dari teguran tertulis hingga penurunan pangkat. Lebih lanjut, Imam menduga ada pelanggaran netralitas ASN dalam video tersebut, meskipun saat ini belum ada penetapan calon bupati dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Jadi bukan pelanggaran aturan pemilu, tapi lebih ke ASN-nya. Ada norma umum bahwa ASN harus bebas dari pengaruh kelompok-kelompok tertentu di ranah politik,” tuturnya. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dindikbud Kabupaten Purbalingga Setiadi bersikeras bahwa isi video berdurasi 19 detik yang melibatkan ASN di lingkungan Dindikbud tersebut bukan untuk mendukung bakal calon bupati. “Kalau dibilang kampanye, kampanye untuk siapa, calonnya saja belum ada,” ujarnya, Selasa (5/5) lalu. Ia menegaskan, kata ‘melanjutkan’ yang diucapkan ASN dalam video tersebut merupakan wujud dukungan untuk melanjutkan pemerintahan dan pembangunan di masa pemerintahan bupati saat ini, yang saat ini dipegang Dyah Hayuning Pratiwi. Kendati demikian, Setiadi meminta kepada guru, khususnya untuk saat ini untuk lebih berhati-hati dalam bertutur. “Meski begitu, saya sudah memberi nasihat kepada rekan guru, untuk yang seolah bernuansa kampanye agar dikendalikan,” ujarnya. (nif)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: