PT Madyathika Dicatut untuk Bisnis Masker

PT Madyathika Dicatut untuk Bisnis Masker

TERTIPU-Pasangan suami-istri Solehan dan Novi, datang ke kantor PT Madyathika, Purbalingga. Ternyata kantor kontraktor, bukan penjual masker. (EKO A RACHMAN/RADARMAS). PURBALINGGA -Di tengah merebaknya penyebaran virus corona, PT Madyathika menjadian korban penipuan. PT Madyathika dicatut namanya dan disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab untuk bisnis masker. Nama PT Madyathika yang beralamat di Jalan Rubiah Sekar No.9A, Purbalingga, disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Dengan menyebutkan, PT Madyathika menjual masker murah, dengan harga Rp 50 ribu per boks. "Saya heran dan kaget. Beberapa orang menelpon, bahkan datang ke kantor kami. Menanyakan, apa benar di sini menjual masker. Mereka bermaksud akan membeli masker," kata salah seorang staf PT Madyathika, Nur 'Inung' Cahyaningsih, Sabtu (21/3). Menurut Inung, pada Jumat (20/3) sedikitnya ada tiga orang menelpon kantor PT Madyathika. Kemudian Jumat malam, pukul 23.00, datang dua orang. Katanya dari sebuah rumah sakit di Purwokerto. Kedatangannya bermaksud akan membeli masker. Kedua orang tersebut oleh Satpam kemudian dipertemukan dengan Taufik Dwi Laksono, yang tak lain Manajer PT Madyathika. Lalu dijelaskan, PT Madyathika itu sebuah perusahaan bidang kontruksi. "PT kami dicatut namanya. Disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Kami tidak jualan masker. Ini kami menjadi korban. Karena itu kami melaporkan kepada pihak yang berwajib," kata Taufik. Taufik mengatakan, Jumat (20/3) malam ada orang ke rumah. Dua orang, dari Purwokerto. Jam setengah 11 malam. Orang tersebut mengatakan, orang farmasi. Mau beli masker, untuk dijual ke rumah sakit. Dia kepada tamunya sempat bertanya. Berapa sih harga masker satu boksnya ? Katanya Rp 50 ribu. Langsung Taufik mengatakan, itu kayaknya penipuan. Kalau melihat dari harga masker yang ditawarkan, satu boks Rp 50 ribu. "Karena ada teman saya nawarin masker, satu boks harganya Rp 400-an ribu. Itu teman saya, mestinya dia tidak bohong. Karena itu saya mengatakan, itu bohong. Akhirnya kita preventif. Minta tolong teman untuk lapor ke Polres. Agar dilacak pelakunya," ujar Taufik. Karena, lanjut Taufik, PT Madyathika telah dicemarkan nama baiknya. PTnya dicatut dan disalahgunakan untuk penipuan, yang memanfaatkan situasi sedang ramai-ramainya masyarakat membutuhkan masker. Dia benar-benar sangat menyayangkan oknum yang telah mengatasnamakan PT Madyathika. "Ada enam atau tujuh orang yang telpon dan datang ke kantor kita. Jangan jual nama kitalah. Kalau mau menipu ya tanggung sendiri," kata dosen UII Jogjakarta, yang bernama lengkap Dr Taufik Dwi Laksono ST MT itu. Sementara itu, dua orang suami-istri pengurus Rumah Teduh dari Jakarta, Novi (39) dan Solehan (36), di ruang tamu kantor PT Madyathika mengungkapkan berbagai hal. Tapi intinya, mereka jauh-jauh datang ke Purbalingga, ke PT Madyathika, niatnya akan membeli masker. Bahkan kalau ada, kata warga asli Pemalang itu, kedatangannya tidak hanya akan memborong masker. Tapi juga akan hand sanitizer dan pakaian untuk perawat rumah sakit. Karena akhir-akhir ini alat kesehatan preventif virus corona menjadi barang mahal sekaligus barang langka. Solehan dan Novi dapat informasi dari instagram. Sempat berkomunikasi dengan pemilik akun instagram dengan nama usaha Kienka Baju & Hujab, alamatnya Jakarta. Pemilik akun bernomor handphone 0822 1056 7612 itu, mengatakan juga jualan masker di Purbalingga. Lalu memberi alamat PT Madyathika. "Kami sebagai relawan yang mengurus Rumah Singgah atau Rumah Teduh di Jakarta. Kita sedang kekurangan masker dan hand sanitizer. Ketika dikasih tahu alamat PT Madyathika, kami pergi ke Purbalingga," ujar Novi. Menurut Solehan, karena akan menbeli masker dalam jumlah banyak, makanya mereka mendatangi alamat yang diberikan oleh 'penjual' masker. Selain ingin melihat barangnya, sekaligus transaksi akan dilakukan di tempat. Atau membayarnya secara tunai. "Selama ini kami menghindari pembayaran melalui transfer. Mengantisipasi sesuatu yang tak diharapkan, kami transaksi secara langsung. Ada barang, kami bayar. Kami siap dana untuk membayar pembelian masker senilai Rp 100 juta lebih," ujar Solehan. (nis) .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: